Sulbarpos.com, Mamasa – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, melakukan kunjungan kerja ke Desa Uhaedao, Kecamatan Aralle, Kabupaten Mamasa. Kunjungan tersebut dalam rangka silaturahmi dengan para petani setempat pada Senin (23/9/2024).
Dalam kegiatan tersebut, Bahtiar didampingi oleh Asisten II M. Jaun, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Suyuti Marzuki, serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sulbar, Ir. Zulkifli.
Silaturahmi berlangsung di rumah warga yang turut dihadiri oleh Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Mamasa, Abdul Rahman Tona, dan dua kepala desa lainnya. Dalam sambutannya, Abdul Rahman menjelaskan bahwa mayoritas masyarakat di desa tersebut menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian, seperti tanaman nilam, coklat, padi, kopi, dan berbagai komoditas pertanian lainnya.
“Desa ini merupakan pusat penghasil coklat dan kopi. Baru-baru ini, masyarakat juga mulai menanam nilam, dan hasilnya sangat cocok dengan kondisi tanah di sini,” ujar Rahman.
Ia berharap pemerintah provinsi dapat memberikan perhatian lebih terhadap program yang mendukung sektor pertanian di daerah tersebut.
“Sangat penting untuk memberikan bantuan berupa bibit tanaman, percetakan sawah, atau bantuan lainnya yang dapat menunjang kegiatan pertanian kami,” tambahnya.
Dalam suasana santai, warga menyajikan kopi hitam, ubi goreng, dan makanan ringan lainnya. Sementara itu, Pj Gubernur Bahtiar Baharuddin memberikan arahan terkait potensi pertanian di Mamasa. Ia menyebutkan bahwa daerah tersebut sangat cocok untuk menanam berbagai tanaman, seperti aren, kopi, sukun, nangka, durian, dan mangga. Bahtiar mendorong masyarakat untuk menanam tanaman dalam jumlah besar agar hasilnya dapat memberi manfaat ekonomi yang signifikan.
“Tanaman aren, misalnya, sangat menguntungkan. Di Majene, satu pohon aren bisa menghasilkan hingga Rp7.200.000 per tahun. Jika ditanam dalam jumlah banyak, misalnya seribu pohon, hasilnya akan sangat menguntungkan,” jelas Bahtiar.
Ia juga mendorong masyarakat untuk tidak hanya fokus pada satu komoditas, seperti coklat, melainkan mencoba diversifikasi tanaman agar bisnis lebih berkembang.
Selain itu, Bahtiar juga menekankan pentingnya menanam komoditas pertanian dalam jumlah besar agar mendatangkan pedagang dan mempermudah pemasaran hasil pertanian.
“Jika semuanya dilakukan dalam skala kecil, akan sulit untuk membisniskan hasilnya, terutama mengingat jarak daerah ini yang cukup jauh dan tingginya biaya transportasi,” tambahnya.
Di akhir kegiatan, Bahtiar memberikan bantuan berupa bibit ikan nila dan bibit sayuran kepada warga setempat.
(*/Adv)