Shared Berita

Sulbarpos.com, Mamasa – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Mamasa pada Sabtu sore (30/11/2024) mengakibatkan air sungai meluap hingga merendam ratusan hektar sawah milik warga. Bahkan, beberapa persawahan yang baru ditanami padi tertimbun material banjir berupa pasir dan lumpur, menimbulkan ancaman gagal panen bagi para petani.

Luapan sungai yang membawa material lumpur, pasir, batu, dan kayu tersebut dilaporkan mencapai ketinggian 3-5 meter dari debit normal. Hingga Minggu sore (1/12/2024), sebagian besar sawah warga masih terlihat rusak parah. Kondisi terparah terjadi di sawah-sawah yang berada di bantaran sungai, di mana batas-batas sawah nyaris tak terlihat akibat terjangan banjir.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamasa, Gusti Harmiawan, menyebut bahwa banjir ini sementara diidentifikasi sebagai banjir bandang.

“Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD masih melakukan identifikasi dan inventarisasi kerugian di lapangan. Data lengkap akan kami sampaikan besok,” ujar Gusti melalui pesan WhatsApp.

Ia memastikan bahwa banjir ini telah menyebabkan kerusakan signifikan pada sawah-sawah warga, terutama yang baru ditanami padi.

“Ada sejumlah sawah yang tidak bisa lagi terlihat batas-batasnya akibat tertutup material banjir,” tambahnya.

Beberapa petani menyebut air yang sempat merendam sawah kini mulai surut. Namun, material lumpur dan pasir yang tertinggal memaksa mereka untuk membersihkan sawah terlebih dahulu sebelum bisa memulai kembali proses tanam.

Salah satu petani mengatakan sebagian kecil sawah masih tergenang, sementara sawah yang baru ditanami harus dibersihkan dulu dari pasir dan lumpur. Kami khawatir hasil panen akan sangat minim tahun ini.

Kondisi ini menambah kekhawatiran para petani yang menggantungkan hidup pada hasil panen. Mereka berharap ada bantuan dari pemerintah, baik berupa alat untuk membersihkan sawah maupun dukungan bibit dan pupuk untuk memulai kembali proses tanam.

Baca Juga  Bejat ! Seorang Ayah di Mamasa Hamili Anak Kandungnya

Banjir bandang ini menjadi peringatan bagi masyarakat Mamasa, terutama bagi petani di bantaran sungai, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana serupa di masa depan. BPBD Mamasa juga mengimbau warga untuk terus mengikuti informasi cuaca dan menjaga keselamatan saat kondisi ekstrem terjadi.

(*/Arb)

Iklan