Shared Berita

Sulbarpos.com, Jakarta – Ikatan Wartawan Online (IWO) memperingati hari ulang tahun ke-13 pada 2025 dengan mengusung tema “IWO Menjaga Profesionalisme Wartawan di Era Digital”.

Tema ini dipilih sebagai respons atas tantangan besar yang dihadapi dunia jurnalistik di tengah maraknya jurnalisme warga dan penyebaran informasi tanpa filter di media sosial.

Ketua Umum IWO, Dwi Christianto, menyatakan bahwa kehadiran media sosial telah mengaburkan batas antara jurnalis profesional dan konten kreator yang kerap dianggap sebagai “jurnalis warga”.

“Setiap orang kini bisa menyebarkan informasi. Tapi tidak semuanya memahami kaidah jurnalistik. Ini tantangan serius yang bisa mengikis kepercayaan publik terhadap media,” ujar Dwi dalam keterangan resminya, Kamis (7/8/2025).

Menurutnya, fenomena penyebaran hoaks dan disinformasi yang terus berkembang membuat posisi wartawan profesional semakin krusial. Ia menilai masih banyak media online yang lebih mementingkan kepentingan sempit dibanding kepentingan publik.

“Kita melihat ada penurunan standar dalam profesi wartawan. Bahkan tak sedikit yang menilai profesi ini telah ‘dilacurkan’ karena orientasinya tak lagi pada etika dan fakta,” tegas Dwi.

Dalam momentum ulang tahun ini, IWO menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas wartawan, terutama mereka yang bergerak di media daring. Penguasaan teknik menulis, wawancara mendalam, hingga pemahaman teknologi seperti SEO menjadi aspek yang ditekankan.

“Persaingan tidak hanya datang dari media lain, tapi juga dari kecepatan informasi yang menyebar di media sosial. Wartawan harus bisa tetap unggul secara kualitas,” katanya.

Dwi juga menyoroti pentingnya menjaga integritas dan kepercayaan publik. Menurutnya, profesionalisme bukan hanya soal keterampilan, tetapi juga soal komitmen terhadap kebenaran dan tanggung jawab sosial.

Sebagai bentuk nyata dari semangat profesionalisme, IWO juga mendorong anggotanya untuk terus berkarya. Salah satunya, Ketua Bidang Litbang IWO, Muhammad Abriyanto, menerbitkan buku berjudul Menyelamatkan Reformasi, Polri di antara Dekret Presiden dan Sidang Istimewa MPR 2001.

Dwi turut membagikan pengalamannya menulis buku panduan peliputan isu kesehatan, termasuk tentang tuberkulosis. Sekjen IWO, Telly Nathalia, juga dikenal aktif menulis berbagai buku bertema sejarah, inspirasi, hingga fiksi.

Baca Juga  Serah Terima Gedung Baru DPRD, Kapolda Sulbar: Semoga Jadi Semangat Baru Dalam Mewakili Rakyat

“Ini bukti bahwa wartawan bukan hanya pemburu berita cepat, tapi juga penghasil karya intelektual yang mendalam,” ujar Dwi.

Ke depan, IWO berkomitmen memperkuat organisasi, konsolidasi keanggotaan, dan berupaya menjadi bagian resmi dari Dewan Pers. Organisasi ini juga bertekad terus melawan hoaks dan menjadikan media online sebagai garda depan dalam mencerdaskan masyarakat.

“Kami terus ingatkan seluruh wartawan untuk menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik dan prinsip profesionalisme. Hanya dengan itu, media bisa kembali dipercaya,” tutupnya. (Humas IWO)

Iklan