Shared Berita

Sulbarpos.com, Majene — Kekhawatiran orang tua terhadap kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) masih terasa setelah puluhan siswa SD dan SMP di Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, dilarikan ke rumah sakit pekan lalu.

Dinas Kesehatan Sulbar bahkan menetapkan insiden tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Namun, situasi berbeda terlihat di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene.

Alih-alih khawatir, sejumlah orang tua justru mendorong anak-anak mereka tetap mengonsumsi menu MBG. Mereka menilai program yang diinisiasi pemerintahan Prabowo-Gibran ini menjadi salah satu cara efektif memenuhi kebutuhan gizi anak mereka.

Pernyataan itu muncul dalam pertemuan bersama pihak SPPG SPN Mekkatta di SD 18 Banua, Sabtu (27/9/2015).

 

 

Salah satu orang tua menegaskan, kasus keracunan bukan alasan untuk menghentikan program, melainkan momentum untuk memperbaiki pengelolaan dapur.

“Program ini sangat baik. Kalau pun ada keracunan, yang harus dievaluasi adalah pihak pengolah makanan, bukan programnya. Di Malunda sendiri, sampai saat ini tidak pernah ada kasus serupa,” ujarnya.

Dukungan orang tua di Majene ini menjadi catatan penting di tengah perdebatan dan dorongan untuk menghentikan program MBG.

Pemerintah daerah diharapkan memperkuat pengawasan dapur sekolah, agar tujuan utama program meningkatkan kualitas gizi anak bangsa tetap terjaga tanpa mengulang kasus keracunan yang meresahkan. (Red)

Baca Juga  Gubernur Sulbar Terima Donasi Buku dari Penerbit, Dukung Gerakan Literasi Mandarras

Iklan