Shared Berita

Sulbarpos.com, Aceh — Penyaluran bantuan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak banjir dan longsor dilaksanakan di Desa Babo, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang. Sebagai bagian dari Program Tanggap Bencana Sektor Kehutanan yang diinisiasi untuk merespons bencana hidrometeorologi di wilayah Sumatra. Kegiatan ini bertujuan meringankan beban masyarakat terdampak sekaligus memperkuat sinergi lintas pemangku kepentingan dalam penanganan bencana secara terkoordinasi, Sabtu (20/12/2025).

Kegiatan penyaluran bantuan tersebut dilaksanakan oleh Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI), forum kolaboratif yang beranggotakan APHI, APKI, APKINDO, ISWA, ASMINDO, ILWA, dan HIMKI. Bantuan diserahkan langsung oleh Ketua Umum APHI kepada Muhammad Yunus, Anggota DPRD Aceh Tamiang.

Penyerahan bantuan program Tanggap Bencana ini didampingi Sekretaris Jenderal APHI Purwadi Soeprihanto, Wakil Komite Humas dan Kerjasama Trisia Megawati, dan Wakil Ketua 1 Komisariat Daerah (KOMDA) Aceh dan Sumatera Utara Mawardi Nasution beserta jajaran KOMDA Aceh dan Sumatera Utara.

Program Tanggap Bencana ini bekerjasama dan berkolaborasi dengan organisasi mahasiswa kehutanan (Sylva Indonesia), Universitas Sumatera Utara (USU) dan International Forestry Student Association (IFSA) Indonesia. Perwakilan mahasiswa dari kedua organisasi ini dilibatkan sebagai relawan lapangan untuk membantu distribusi bantuan kepada masyarakat serta mempercepat penyaluran di lokasi terdampak.

Bantuan yang disalurkan kepada masyarakat Desa Babo meliputi genset 3.000 watt untuk mendukung kebutuhan listrik darurat, paket sembako, selimut, karpet, dan perlengkapan khusus perempuan.  Seluruh bantuan disiapkan berdasarkan hasil koordinasi dengan pengurus daerah dan mempertimbangkan kebutuhan riil masyarakat pascabanjir, khususnya bagi kelompok rentan.  Sebelumnya, anggota APHI juga memberikan bantuan berupa paket sembako dan pengerahan alat-alat berat untuk membantu penanganan bencana.

Mewakili FKMPI, Ketua Umum APHI Soewarso menegaskan bahwa aksi kemanusiaan ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial sektor kehutanan. “Musibah banjir yang dialami masyarakat Aceh Tamiang adalah panggilan bagi kami untuk hadir dan membantu secara langsung. Bantuan ini tidak hanya dimaksudkan sebagai dukungan logistik, tetapi juga sebagai bentuk empati dan solidaritas,” ujarnya.

Soewarso menambahkan bahwa kepedulian sosial merupakan bagian dari pengelolaan hutan berkelanjutan. “Keberlanjutan tidak hanya diukur dari aspek lingkungan dan ekonomi, tetapi juga dari sejauh mana sektor ini hadir dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat, terutama saat menghadapi krisis,” katanya.

Baca Juga  Pemprov Sulbar dan Bank Sulselbar Perkuat Komitmen Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Anggota DPRD Aceh Tamiang Muhammad Yunus menyampaikan apresiasi atas langkah FKMPI dan APHI yang dinilai sebagai bentuk perhatian dan kepedulian terhadap masyarakat terdampak. “Banjir dan longsor membawa dampak besar bagi warga Desa Babo, baik secara sosial maupun ekonomi. Desa Babo yang sebelumnya sebagai pusat perekonomian sekarang tidak bersisa, habis diterjang banjir dan longsor.  Kehadiran bantuan yang sesuai kebutuhan lapangan sangat berarti bagi masyarakat dalam masa pemulihan,” ujarnya.

Muhammad Yunus juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam penanganan bencana. “Penanganan bencana tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Kolaborasi masyarakat dan asosiasi seperti ini harus terus diperkuat sebagai bagian dari gotong royong nasional,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua 1 KOMDA Aceh dan Sumatera Utara Mawardi Nasution menyampaikan bahwa pengurus daerah berperan aktif dalam memastikan distribusi bantuan berjalan efektif dan tepat sasaran. “Kami bekerjasama dengan FKMPI dan Dewan Pengurus Pusat APHI untuk mengawal proses penyaluran sejak awal agar bantuan benar-benar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan, dengan tetap menjaga ketertiban dan transparansi,” jelasnya.

Mewakili mahasiswa kehutanan, Adil Hakim Ritonga dari Sylva Indonesia dan Muhammad Pasha dari IFSA, menyatakan dukungan mahasiswa kehutanan untuk aksi tanggap bencana yang diselenggarakan FKMPI. ” Program ini memperkuat kebersamaan stakeholder kehutanan untuk peduli pada bencana banjir di Sumatera,” kata Pasha.

Bagian dari Program Tanggap Bencana Sektor Kehutanan

Penyaluran bantuan di Desa Babo merupakan bagian dari Program Tanggap Bencana Sektor Kehutanan yang dilaksanakan secara bertahap di wilayah terdampak banjir dan longsor di Aceh dan Sumatra Utara. Program ini dirancang untuk mendukung fase tanggap darurat dan pemulihan awal, melalui penyediaan logistik dasar, dukungan listrik darurat, serta penguatan koordinasi dengan pemangku kepentingan daerah.

Melalui Program Tanggap Bencana ini, FKMPI menegaskan komitmen sektor kehutanan untuk hadir tidak hanya pada fase darurat, tetapi juga mendukung proses pemulihan sosial masyarakat. Aksi kemanusiaan di Desa Babo diharapkan dapat memperkuat ketahanan masyarakat sekaligus membangun kolaborasi berkelanjutan antara sektor kehutanan, pemerintah, dan masyarakat di masa mendatang.

Baca Juga  Wakapolda Sulbar Buka Kegiatan Penyuluhan Dental Fitness untuk Personel Polri

 

(Sulbarpos/Gbr)

Iklan