Oleh : Abdul Mubarak
Sulbarpos.com — Baru-baru ada kasus seorang mahasiswi yang ber-KKN di sebuah Desa di Lombok, ia menyebut bahwa tidak ada perempuan yang cantik di desa tersebut. Akhirnya ia diusir warga setempat.
Menurutku ini adalah masalah yang amat menggelikan dan amat merisihkan. Sebab pernyataan itu adalah bagian dari penghinaan harkat-martabat seseorang maupun masyarakat setempat. Sangat wajar warga kampung terusik dan marah.
Saya semakin kagum dengan cara pandang Islam yang memandang sebegitu mulianya kedudukan Perempuan yaitu dengan tidak mendasarkannya pada penilaian fisik. Islam amat menghargai cipta-karsa Allah yakni yang ada pada diri setiap makhluk mulai dari yang kecil sampai yang terbesar dalam organ tubuh.
Dalam Islam perempuan dianggap sebagai perhiasan dunia, dan sebaik-baiknya perhiasan itu ialah perempuan yang shalih, bukan yang glowing, bukan yang alisnya tebal, bukan yang harumnya semerbak, dan bukan yang suka dipandang laki-laki kecuali suaminya.
Terkait dengan bagaimana standar Allah untuk menilai manusia, maka telah dijelaskan baginda Rasulullah Saw sang penghulu kita semua. Nabi Saw bersabda :
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik dan harta kalian tetapi Ia melihat hati dan amal kalian.
Allah tidak melihat rupa kalian maupun segala bentuknya, melainkan standar kegagahan-kecantikan, keburukan-kebaikan bagi seorang manusia terletak pada hati dan laku amalnya.
Allah Rabb yang Maha Agung telah menciptakan makhluk, memberikan apa yang ada padanya, tanpa ada kemampuan makhluk tersebut untuk memilah dan memilih apa yang diberikannya. Dan karena semuanya hanya pemberian, maka wajiblah kita untuk bersyukur, dan tentu sangat dilarang untuk mencela, menghina, dan juga merusaknya.
Sungguh sibuk dengan penilaian fisik pada orang lain sangat tidak bermanfaat baik pada diri maupun orang lain tersebut, lagi pula saya berfikir tidak ada kaitan dan sumbangsihnya dalam kemajuan peradaban umat manusia.
Di sisi lain dengan kita mengukur diri sendiri maupun orang lain dengan standar keluhuran akhlak, maka tentu ini amat bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain bahkan memilki sumbangsi besar dalam kemajuan peradaban manusia.