Shared Berita

Sulbarpos.com, Jakarta — Memberikan apresiasi kepada para sastrawan Indonesia yang telah konsisten dalam berkarya dan membawa manfaat serta pengaruh positif dalam pembangunan karakter bangsa. Hal tersebut diungkapkan Juri Penghargaan Sastra 2023, Maman S. Mahayana dalam Sosialisasi Karya Pemenang dan Nomine Kategori Kumpulan Esai Sastra Penghargaan Sastra Kemendikbudristek Tahun 2023 di Jakarta Utara, Kamis (23/11/2023).

“Badan Pengembangan dan Pembinaan bahasa Kemendikbudristek mencoba mensosialisasi karya-karya pemenang yang secara kualitatif, yang tentu saja tidak diragukan lagi kelasnya sangat inspiratif,” ujar Maman.

Baca Juga  Ini 13 Titik di Kabupaten Sulbar Yang Masuk Dalam Usulan Perbaikan Jalan 

Menurutnya, dalam hal ini Kemendikbudristek diharapkan dapat memotivasi para sastrawan untuk menghasilkan karya yang berkualitas dan berguna bagi masyarakat Indonesia sesuai dengan tujuan masa depan.

“Dengan begitu masyarakat bisa melihat karya-karya yang terbaik untuk pada tahun ini, karena itu sosialisasi ini membantu masyarakat memilih buku-buku terbaik dan juga memperpanjang gagasan yang dihasilkan oleh sastrawan kita ke masyarakat yang lebih luas,” ucap Dosen Sastra Indonesia Universitas Indonesia itu.

Ia juga mengatakan, para juri memilih pemenang bukan di latar belakangi oleh siapa pengarangnya melainkan pada karyanya, bagaimana ide dan gagasan dari karya tersebut, sehingga isi karya lebih bebas. Maman juga menjelaskan hasil keputusan para juri tidak dapat diganggu gugat karena karya-karya yang dipilih telah dinilai secara cermat dan teliti.

Sementara itu, Pemenang Kategori Kumpulan Esai Sastra 2023, Nirwan Dewanto dengan Bukunya yang berjudul “Kaki Kata” mengungkapkan rasa terima kasih atas penghargaan yang diterimanya.

Baca Juga  Panwascam Mamasa Lakukan Pengawasan Ekstra Menjelang 14 Februari 2024

“Saya ingin menyatakan penghargaan saya kepada dewan juri yang sudah bekerja keras untuk memilih karya-karya sastra dalam bahasa Indonesia dan saya kira yang perlu saya hargai dan perlu kita hargai adalah bahwa sebuah kompetisi atau sebuah pemilihan karya terbaik itu yang paling bernilai bukan pemenangnya sebenarnya tetapi argumennya,” jelas Nirwan.

Alumni ITB itu juga mengatakan, para sastrawan merupakan orang-orang yang berkarya untuk memajukan kebudayaan Indonesia. Sehingga mereka harus aktif dalam memeriksa hasil-hasil pekerjaannya sendiri dan juga memeriksa hasil-hasil pekerjaan dari rekan-rekan satu generasinya.

“Saya adalah seorang pemain yang ingin mengevaluasi hasil-hasil pekerjaan saya tetapi bukan hanya itu saya adalah seseorang yang harus juga mengevaluasi,” kata dia.

Dalam kegiatan sosialisasi, turut hadir juga nomine dari Kategori Kumpulan Esai Sastra 2023, yakni Dewi Anggraeni ‘Berayun di Antara Keberpihakan dan Autokritik’ , Faruk H.T ‘Politik dan Poetik dalam Sastra dan Film’ , Zen Hae ‘Sembilan Lima Empat’, Marselus Robot ‘Kejahatan Sunyi Merindumu Itu Luka’.

 

(Sulbarpos/Gbr)

Iklan