Shared Berita

Sulbarpos.com, Mamasa — Sebelumnya diberitakan siswi SMPN Kabupaten Mamasa siswa melakukan pemukulan dan pengeroyokan terhadap temannya sendiri, viral di media sosial, Selasa (26/3/2024).

Setelah dikonfirmasi kepada pihak yang bersangkutan yakni pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Mamasa telah dilakukan perdamaian secara kekeluargaan.

Kejadian yang terjadi pada Jumat (22/3) tersebut dilakukan oleh delapan siswi mengeroyok satu rekannya dalam perjalanan pulang sekolah. Video pengeroyokan tersebut beredar di media sosial seperti di grup WhatsApp dan Facebook.

Beredarnya video tersebut mendapat tanggapan dari berbagai  pihak termasuk Dinas Pendidikan sendiri. Pihak sekolah melalui Kepala Sekolah Tombi mengatakan, bahwa ke-sembilan siswi tersebut  sudah melakukan perdamaian.

foto : Sembilan siswi saat melakukan perdamaian.

“Orang tua masing-masing siswi sudah dipanggil dan termasuk kesembilan siswi tersebut  didampingi oleh Babinsa, Babinkamtibmas, dan juga Unit PPA Polres Mamasa. Saya kira ini adalah kejadian yang kita tidak inginkan dan telah dilakukan pertemuan untuk perdamaian,” ujar Kepala Sekolah di Mamasa, Senin (25/3/2024) kemarin.

Pihak sekolah mengatakan tujuan dari pertemuan ini yakni  orangtua siswi, guru dan murid tidak lain adalah untuk mendamaikan persoalan tersebut.

Orangtua siswi yang dikeroyok juga menyampaikan dalam pertemuan bahwa sudah tidak ada lagi masalah, sudah dilakukan perdamaian dan mengapresiasi kepada pihak sekolah yang telah melakukan upaya perdamaian tersebut.

“Kami berharap mereka tidak mengulangi kejadian ini,namun bersyukur  karena sudah di damaikan secara kekeluargaan, karena mereka terperangkap sendiri, mereka  bawa Hp dan mereka video sendiri,” ujar ayah korban pengeroyokan saat pertemuan  perdamaian.

Kepala Dinas Pendidikan Rusli mengatakan harapan yang sama yakni tidak terulang lagi. Ia juga mengatakan  bahwa di dunia remaja dan dunia pendidikan sering terjadi.

Baca Juga  Daud Tandi Arruan Resmi Dilantik Gantikan Sudirman di DPRD Sulbar

“Kita sudah lihat di media dan televisi sudah sering terjadi  di seluruh Indonesia,” ucap Kepala Dinas Pendidikan.

Ia  juga menambahkan bahwa Edukasi dan bekal untuk guru selalu disampaikan namun di usia remaja dan usia pendidikan memiliki karakteristik yang  berbeda-beda dan juga  faktor lingkungan.

 

(Sulbarpos/Arb)

Iklan