Shared Berita

Sulbarpos.com, Pasangkayu – Pemerintah pusat menerapkan kebijakan efisiensi anggaran dengan memangkas belanja APBN dan APBD, sebagaimana tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.

Kebijakan ini mengharuskan pemerintah daerah melakukan penyesuaian anggaran secara cepat dan strategis.

Tak hanya itu, aturan baru juga mengubah sistem kerja Aparatur Sipil Negara (ASN), yang kini hanya diwajibkan masuk kantor tiga hari dalam seminggu, sementara hari kerja lainnya dapat dilakukan dengan sistem Work From Anywhere (WFA).

Menghadapi tantangan ini, Pj Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, mengajak ASN dan masyarakat untuk tetap produktif dengan memanfaatkan lahan kosong untuk bertani hortikultura dan budidaya perikanan.

Baca juga: Jelang Mudik, Polda Sulbar Perketat Pemeriksaan Bus dan Sopir

“Ayo ambil cangkul, jangan malu-malu! Saya selalu mendorong ASN dan warga agar memanfaatkan lahan kosong untuk bercocok tanam,” ujar Bahtiar saat bersilaturahmi dengan Wakil Bupati Pasangkayu Hj. Erny Agus, Sekda Pasangkayu, dan jajaran kepala OPD Pemda Pasangkayu, Rabu (12/2/2025).

Dalam pertemuan itu, Bahtiar didampingi sejumlah kepala OPD Pemprov Sulbar, di antaranya Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Kepala Inspektorat, serta beberapa pejabat lainnya.

Wakil Bupati Pasangkayu, Hj. Erny Agus, mengungkapkan bahwa pemangkasan anggaran ini menjadi tantangan besar bagi daerah, terutama dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pasalnya, ekonomi Pasangkayu masih sangat bergantung pada kelapa sawit, sementara Dana Bagi Hasil (DBH) dari pemerintah pusat belum mencukupi.

“Kami harus berinovasi untuk meningkatkan PAD. Kami juga butuh investasi agar ekonomi daerah tetap tumbuh,” ujar Erny.

Sebagai pejabat yang juga menjabat Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Bahtiar menawarkan solusi konkret dengan mengembangkan sektor hortikultura.

Baca Juga  Kapolda Sulbar Resmikan Rumah Susun untuk Personel Polres Pasangkayu

Salah satu gagasannya adalah pembangunan Green House di setiap kecamatan untuk penyediaan bibit tanaman hortikultura bagi masyarakat.

“Usulkan pembangunan Green House per kecamatan. Biayanya murah, sekitar Rp200 juta. Dari sini, kita bisa produksi bibit dan membagikannya gratis kepada warga,” jelas Bahtiar.

Menurutnya, budidaya cabai bisa menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan. Dengan menanam 5.000 pohon cabai, seorang petani bisa meraup penghasilan sekitar Rp6 juta per bulan. Jika hanya 2.000 pohon, masih bisa menghasilkan sekitar Rp3 juta per bulan.

Selain cabai, Bahtiar juga mendorong pengembangan pisang Cavendish. Ia mencontohkan panen pisang Cavendish di belakang rumah jabatan gubernur yang dari 14 pohon saja bisa mencapai nilai jual Rp16 juta.

Dalam kesempatan itu, Bahtiar juga menyatakan dukungannya terhadap rencana pembangunan Kawasan Industri di Kecamatan Tikke, Pasangkayu, yang diharapkan mampu menarik investor dan menggerakkan ekonomi daerah.

“Bu Wabup, setelah pelantikan nanti, silakan datang ke kantor saya di Kemendagri. Kita bahas lebih lanjut dan menggandeng kementerian terkait agar proyek ini bisa direalisasikan,” kata Bahtiar.

Dengan berbagai langkah inovatif ini, diharapkan Pasangkayu dapat lebih mandiri dalam menghadapi pemangkasan anggaran dan semakin berkembang melalui sektor pertanian, hortikultura, dan investasi industri.

(*/Adv)

Iklan