Sulbarpos.com, Mamuju – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, menghadiri peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang dirangkaikan dengan Istighosah dan Doa Bersama dalam rangka Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-120.
Acara ini berlangsung di Pelataran Aula Outdoor Dandim 1418 Mamuju, Senin (3/2/2025).
Hadir pula Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulbar, Adnan Nota, yang juga menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Sulbar, serta seluruh keluarga besar NU dari berbagai daerah di provinsi tersebut.
Baca juga: Pemprov Sulbar Lanjutkan Uji Coba Program Makan Siang Bergizi Gratis di Sekolah
Sebagai Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Bahtiar menegaskan peran besar NU dalam menjaga keberlangsungan kemerdekaan Indonesia.
“NU bukan hanya saksi sejarah, tetapi juga pengawal utama kemerdekaan bangsa ini,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa NU memiliki doktrin kuat terkait kebangsaan dan kenegaraan berbasis nilai-nilai Islam. Peran organisasi ini, menurutnya, sangat terasa dalam menjaga kerukunan masyarakat, termasuk dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
“Kita patut bersyukur, Pilkada Sulbar berjalan aman dan damai. Ini tak lepas dari peran NU dalam menjaga persatuan umat,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Bahtiar juga menyampaikan kondisi keuangan negara yang sedang mengalami penghematan, sehingga berimbas pada program pembangunan daerah.
“Tahun 2025 hampir tidak ada anggaran untuk infrastruktur. Dana pembangunan infrastruktur mendekati nol rupiah. Jadi, jangan terlalu berharap pada APBN atau APBD,” ungkapnya.
Bahtiar mengingatkan bahwa Indonesia pada era 1945 hingga 1960-an mampu membangun tanpa mengandalkan APBN. Rakyat menjadi kekuatan utama dalam menopang kemajuan bangsa.
“Saya berharap NU bisa menjadi contoh dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat. Seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW menggembala, berdagang, bertani, beternak. Kita sendiri yang harus membangun daerah ini dengan potensi yang kita miliki,” tegasnya.
Bahtiar juga menyoroti peran ulama dalam membangun kesadaran masyarakat.
“Saya sebagai gubernur mungkin tidak selalu ditaati karena berasal dari berbagai koalisi politik. Tetapi jika ulama yang berbicara, masyarakat akan lebih mendengar. Perubahan Sulbar sangat bergantung pada teologi dan pembinaan umat,” katanya.
Ia menutup sambutannya dengan mengajak NU dan seluruh elemen masyarakat untuk menantang diri sendiri agar lebih kuat dan bekerja lebih keras.
“Mari kita belajar dari para pendahulu yang membangun negeri ini tanpa APBN. Kekuatan rakyat harus kembali kita tumbuhkan,” pungkasnya.
(*/Adv)