Shared Berita

POLEWALI MANDAR, Sulbarpos.com – Di tengah gencarnya kampanye “subsidi tepat sasaran” dan penerapan sistem barcode oleh Pertamina, praktik curang dalam distribusi bahan bakar bersubsidi justru semakin marak.

Komite Perjuangan Rakyat (KOMRAK), Adam Ali, mengungkapkan kepada awak media pada Minggu (9/11/2025) bahwa penyalahgunaan BBM bersubsidi kini telah menjadi rahasia umum dan pemandangan lazim di sejumlah SPBU di Polewali Mandar.

Menurut Adam, jerigen dan tangki modifikasi yang dengan bebas mengisi BBM bersubsidi bukan lagi kejadian langka.

“Sistem barcode yang digembar-gemborkan sebagai solusi digital justru gagal menahan kebocoran. Oknum dengan mudah memanipulasi data dan tetap leluasa membeli dalam jumlah besar,” ujarnya.

Kenyataan di lapangan, lanjut Adam, menunjukkan lemahnya pengawasan pemerintah, aparat penegak hukum, dan Pertamina.

“Semua pihak seolah menutup mata. Tidak ada penindakan nyata, meski pelanggaran terjadi di depan mata. Bahkan hasil RDP DPRD pun belum membuahkan langkah konkret,” tegasnya.

Akibat permainan kotor ini, stok BBM di SPBU cepat menipis dan menimbulkan antrian panjang yang menjulur ke badan jalan.

Kondisi ini makin menyulitkan nelayan, petani, dan pengguna kecil lain yang sangat bergantung pada BBM bersubsidi untuk bekerja sehari-hari.

“Masyarakat kecil yang justru menjadi korban kelangkaan buatan ini,” tambah Adam.

Ia menekankan, pengawasan terhadap distribusi BBM bersubsidi adalah fungsi melekat pemerintah dan aparat penegak hukum, bukan tanggung jawab pelaporan masyarakat semata.

“Aparat tak perlu menunggu laporan, karena bukti pelanggaran sudah kasat mata. Setiap hari kita bisa lihat sendiri jerigen-jerigen itu mengantre di SPBU tanpa hambatan,” tutupnya.

Fenomena penyalahgunaan BBM bersubsidi melalui barcode digital menandakan adanya kegagalan sistem pengawasan dan potensi pembiaran struktural.

Baca Juga  Teriakan Cucu Pecahkan Malam di Takatidung, Nenek Ditemukan Tak Bernyawa di Kamar Mandi

Publik menilai persoalan ini perlu penindakan nyata dan evaluasi menyeluruh dari pihak berwenang, agar subsidi benar-benar dinikmati rakyat kecil, bukan segelintir oknum yang bermain di balik layar distribusi energi rakyat. (*Bsb)

Editor: Basribas

Iklan