Shared Berita

Sulbarpos.com, Majene – Debat publik pertama calon Bupati dan Wakil Bupati Majene pada Pilkada 2024 berlangsung sengit dan penuh antusiasme. Dua pasangan kandidat tampil saling beradu argumen dalam memaparkan visi, misi, dan program kerja mereka, khususnya mengenai perbaikan infrastruktur irigasi.

Debat ini mempertemukan pasangan Andi Ahmad Syukri Tammalele (AST) dan Andi Rita Basharu dengan pasangan Arismunandar Kalma dan Adi Ahsan yang berlangsung di Gedung Assamalewuang Majene, Kamis, (7/11/2024).

Salah satu topik yang menjadi sorotan dalam debat adalah bagaimana calon pemimpin Majene ini berencana untuk memperpanjang dan memperbaiki sistem irigasi di daerah tersebut. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini hanya 683 hektar dari total 1.641 hektar sawah di Majene yang memiliki akses irigasi yang memadai.

Calon Wakil Bupati nomor urut 1, Adi Ahsan, menanggapi pertanyaan panelis dengan menggarisbawahi pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap masalah irigasi sebelum melakukan tindakan.

“Sebelum kita melakukan perbaikan, kita perlu mengenal akar masalah. Kalau hanya sekadar mengatakan akan membangun tanpa memahami masalahnya, hasilnya tidak akan tepat sasaran,” ujarnya.

Pendekatan ini menekankan pentingnya analisis dan pemetaan masalah untuk menemukan solusi yang benar-benar bermanfaat bagi para petani.

Sementara itu, calon Bupati nomor urut 2, Andi Ahmad Syukri Tammalele (AST), mengakui bahwa penambahan saluran irigasi memerlukan biaya besar, dan Majene memiliki keterbatasan anggaran.

“Memasukkan usulan perbaikan saluran pengairan memerlukan dana yang tidak sedikit, sementara anggaran kita terbatas,” jelasnya, menyoroti kendala finansial yang dihadapi Majene.

Pernyataan tersebut langsung ditanggapi oleh Adi Ahsan yang menyatakan bahwa seorang pemimpin harus memiliki kreativitas dan inovasi dalam mencari solusi pendanaan.

Baca Juga  Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin Bersama Pemkab Majene Gelar Jalan Sehat dan Penanaman Pohon

“Jika kita selalu berpikir uang sedikit, lantas untuk apa maju menjadi bupati?” tegasnya, yang disambut tepuk tangan meriah dari para pendukungnya.

Ia melanjutkan dengan menekankan bahwa seorang pemimpin harus pandai melobi ke pemerintah pusat dan menjalin komunikasi dengan kementerian untuk mendapatkan dukungan.

“Jangan putus asa dengan keterbatasan dana, tetapi cari cara untuk melobi dan mencari solusi di luar anggaran daerah,” pungkasnya.

(*/Red)

Iklan