Shared Berita

Sulbarpos.com, Mamasa — Welem Sambolangi temui puluhan ketua kelompok tani dan masyarakat di Rumah Indona Tokeran Sepu’, Desa Osango, Kec. Mamasa, Kab. Mamasa, Sabtu (13/4/2024).

Pada kesempatan itu, Welem memperkenalkan dirinya sebagai salah satu kandidat yang telah menerima surat mandat dari Partai Golkar sebagai Bakal Calon Bupati Mamasa 2024.

“Terima kasih kerja-kerja relawan, sahabat, dan keluarga yang boleh meyakinkan keluarga besar Partai Golkar pada semua tingkatan, mulai tingkat kabupaten, provinsi, sampai DPP, sehingga seorang Welem Sambolangi yang tidak ada apa-apanya di Mamasa, hari ini boleh diperhitungkan sebagai salah satu bakal calon bupati dari Partai Golkar,” kata Welem di Mamasa, Jumat (12/4/2024) kemarin.

Sehubungan dengan topik dialog, Welem menjelaskan pertanian maupun peternakan tidak bisa dipisahkan dengan kearifan lokal Mamasa, sehingga penunjukkan kepala dinas harus orang yang paham dengan pertanian dan kearifan lokal Mamasa.

“Salah satu kearifan lokal Mamasa, tabe, tidak bisa melarang pande bai (pelihara babi) di Mamasa. Kita saling menghargai dari sisi keyakinan, tapi babi adalah salah satu hewan ternak yang menjadi kebutuhan masyarakat Mamasa, baik dari sisi konsumsi maupun kebutuhan adat,” ujarnya.

Lebih jauh, Welem juga bahas soal perlunya pemerataan penempatan penyuluh yang bertanggung jawab, sehingga pelayanan dapat maksimal. Namun hal tersebut menurutnya, penting diimbangi dengan pemberian kelengkapan sarana prasarana.

“Susi duka lako kale ta. Umba nakua lamuurus tau, ke kita kale ta masussa (seperti juga diri kita. Bagaimana kita mau urus orang, kalau diri sendiri kita susah),” tuturnya.

Sesuai dengan slogan yang diusung, yaitu Mamasa Menuju Mamase (Maju, Mandiri, Sejahtera), Welem bercita-cita nantinya hasil pertanian dapat lebih variatif, sehingga kebutuhan pangan dapat terpenuhi dari ketersediaan pangan dalam daerah.

Baca Juga  Penyelidikan Terkait Penimbunan Sampah di Kawasan Hutan Kota Polewali Mandar Terus Berlanjut

“Minimal kita menutupi kebutuhan kita per rumah tangga sudah luar biasa, apalagi bisa dijual,” harapnya.

Demi mewujudkan semua itu kata Welem, perlu adanya pemenuhan sarana prasarana dan keanggotaan Poktan (Kelompok Kegiatan) yang transparan.

“Saya kira paham semua ini kelompok tani, sistem online. Jadi tidak boleh ada lagi kelompok dadakan. Jadi setiap saat diverifikasi,” ucapnya.

“Yakin saya terlalu banyak mi traktor di sini, tapi disimpan, ada yang dijual. Atas nama kelompok pada saat diminta, tapi saat digunakan, digunakan secara perorangan. Itu alat diberikan pemerintah untuk digunakan bukan untuk disimpan,” pungkasnya.

 

(Sulbarpos/Fdm)

Iklan



Open chat
Hello 👋
ada yang bisa kami bantu ??