Shared Berita

Oleh : Yusnul Arrifat Yusuf

Sulbarpos.com – Setiap kita, memiliki jiwa namun setiap kita belum tentu mengetahui fitrahnya. Belum lagi, tentang rohani.

Sebagaimana dalam beragama, setiap kita ini islam, tetapi belum tentu beriman. Belum lagi, tentang ihsan.

Rohani ibarat obat bagi setiap jiwa dalam kehidupan dunia ini. Namun tidak semua jiwa menemukan rohaninya? Ada apa?.

Allah SWT menciptakan kita dengan meniupkan rohnya. Olehnya dapat kita katakan setiap jiwa yang hidup terdapat roh allah SWT di kedalaman jiwanya.

Permasalahan yang kita jumpai pada jiwa kita, kenapa tak kunjung menemukan rohani, jejak-jejaknya? Salah satu yang umum terletak pada Fitrah manusia. Penegasan al Quran karim adalah manusia banyak melupakan fitrahnya.

Fitrah adalah sistem pada setiap jiwa manusia. Melalui sistem ini, terciptanya manusia. Maka setiap kita memiliki kesamaan pada Fitrahnya.

Perbedaan akan muncul pada kemampuan kita mengakses fitrah kita. Orang-orang yang berhubungan dengan fitrahnya melalui jiwanya, akan melakukan tindakan sesuai dgn format yang ada didalamnya.

Fitrah ibarat sekolah yang memilih penataan dari mulai jam masuk sekolah hingga jam pulang sekolah , yang didalamnya terdapat pembelajaran dan Pembelajaran mengembangkan jiwa manusia.

Manusia yang hidup dan kelak akan mati, allah SWT telah menyiapkan sistem nya pada dunia ini, yakni Fitrah pada setiap manusia. Melalui fitrah nya, jiwa akan tumbuh dan berkembang dalam menggali potensi yang dimiliki nya.

Olehnya, jika manusia memiliki kemampuan taat pada fitrah nya, maka jiwanya akan terbimbing dari mulai dia hidup sampai kelak akan mati.

Perkembangan jiwa dalam fitrahnya tumbuh menemukan roh yang dengannya dia diciptakan. Allah SWT menciptakan fitrah pada jiwa kita agar kita menemukan hal yang paling nyata dari hidup ini, adalah roh.

Baca Juga  Ayyub Lasida Gandeng 3 DPC Sahabat Ganjar Gelar Pelatihan Budidaya Rumput Laut

Yang dengannya dia menciptakan segala hal di alam ini, agar kita mengenali rohnya. Kita hidup dan mati diantara Rohnya.

Fitrah adalah jembatan yang menghubungkan antara jiwa dan rohnya.

Siswa yang belajar di sekolah untuk mencapai keberhasilan, jika telah berhasil melewati sistem yang dibuat oleh pihak sekolah.

Keberhasilan jiwa pada dunia ini, ketika jiwanya tumbuh menjadi Rohani. Maka kemudian, jiwa perlu berusaha dengan keras memenuhi tuntutan fitrah nya.

Jiwa yang sampai pada Rohani. Jiwa yang dihatinya menjadikan allah SWT menjadi penasehat. Olehnya, nasehat yang ada pada jiwa kita sebenarnya, di hati kita, ada allah SWT menjadi penasehat.

Allah SWT yang berpusat dihati menjelma menjadi penasehat di hati kita. Karena jiwa kita tumbuh menjadi Rohani melalui sistem fitrah yang dibuatnya.

Ala kulli hal, kita diminta mengingat allah SWT dalam aktivitas dzikir untuk diri kita. Begitu banyaknya perbuatan yang kita lakukan berakibat merusak diri kita karena tidak adanya yang menasehati diri kita dalam perbuatan kita.

Kerusakan yang terjadi dialam ini, sebabnya pada jiwa manusia yang kehilangan nasehat pada hatinya. Jiwa yang tidak tumbuh dalam sistem fitrahnya sehingga dalam perbuatan nya, mereka lupa diri.

Kerusakan yang ada, setiap kita tidak mungkin menginginkan nya. Namun karena mereka lupa akan dirinya, kerusakan ini amat biasa-biasa saja di matanya.

Olehnya, lupa diri sebenarnya mereka tidak memiliki pengingat dihatinya. Karena itu, allah SWT meminta kita untuk mengingat nya, agar jiwa kita mengetahui diri kita.

Dialah yang berbicara pada hati kita tentang diri kita melalui mengingatnya. Karenanya mengingat allah sama dengan mengingat diri kita.

Maka pada akhir ini, jiwa, fitrah dan Rohani. Kitalah yang membutuhkan allah SWT untuk menyempurnakan diri kita. Maka memperbanyak mengingat nya, adalah kualitas benar-benar kita membutuhkan allah SWT dalam menyempurnakan diri kita.

Baca Juga  Kematian Dalam Pandangan Manusia-Manusia Ilahi

Maka jiwa, fitrah dan Rohani, ada dalam menggenggam tangannya, yang maha pengasih dan penyayang.

Segala puji bagi allah, dan maha suci allah. Tuhan semesta alam.

Allahumma Sholi Alaa Muhammad Wa Alii Muhammad.

 

Penulis adalah Pemantik di Aktivis Filsafat Islam (Jakfi) Yogyakarta

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan