Sulbarpos.com, Majene – Pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada November 2024 bukan hanya menjadi penentu kemajuan daerah, tetapi juga seharusnya menjadi ajang bagi para calon untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam merancang strategi pembangunan daerah.
Momentum ini penting untuk digunakan tidak hanya melalui kampanye, tetapi juga melalui ruang dialog yang lebih akademis. Nuansa politik seperti inilah yang perlu berkembang dalam era demokrasi saat ini.
Pengujian kapasitas calon pemimpin, termasuk di tingkat kabupaten seperti Majene, sangat diperlukan. Politik bukan hanya tentang strategi kemenangan, tetapi juga tentang bagaimana pemerintah membangun dan mendistribusikan kesejahteraan.
Di beberapa daerah, penentuan calon tetap yang tinggal kurang lebih sepekan lagi memunculkan banyak nama yang akan maju dalam Pilkada, termasuk di Kabupaten Majene. Beberapa figur telah mendeklarasikan diri sebagai bakal calon.
Namun, Ketua PALPASI Majene menyayangkan bahwa momentum Pilkada ini belum mampu menarik antusiasme pemuda dan mahasiswa untuk terlibat aktif.
“Sayangnya, kami dari kalangan pemuda dan mahasiswa tidak tertarik untuk terlibat aktif dalam Pilkada kali ini karena para calon belum menunjukkan ide dan gagasan yang jelas dalam mengembangkan potensi Majene di semua sektor, seperti pendidikan, pertanian, serta perikanan dan kelautan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa metode kampanye beberapa calon sudah mulai membosankan dan justru membuat kaum muda enggan ikut serta.
“Politik identitas terus-menerus digunakan dalam kampanye, sementara kami, pemuda dan mahasiswa, adalah pemilih yang rasional. Metode kampanye semacam ini justru mencederai proses demokrasi yang sedang berjalan,” tambahnya.
Ketua PALPASI Majene menegaskan bahwa pemuda, terutama mahasiswa di Kabupaten Majene, ingin menguji kapasitas dan gagasan para calon.
“Di Majene, ada dua kampus negeri yang cukup besar. Mengapa tidak menjadikan Pilkada kali ini sebagai momentum untuk menguji visi, misi, dan gagasan para calon di kampus-kampus tersebut? Menurut saya, inilah pentingnya institusi pendidikan membuka ruang dialogis yang menghubungkan gagasan teoritis akademisi dengan gagasan praktis politikus. Ruang ini akan menjadi parameter untuk menilai apakah seorang calon sudah siap maju dalam Pilkada November 2024,” tegasnya.