Sulbarpos.com, Mamuju – Acara tahunan Manakarra Fair yang biasanya menjadi ajang promosi bagi pelaku UMKM lokal kini diwarnai kontroversi.
Salah satu peserta yang tidak lulus seleksi menyatakan kekecewaannya dan menuding panitia tidak adil dalam proses seleksi.
Peserta yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa ia selalu terdaftar sebagai peserta Manakarra Fair pada tahun-tahun sebelumnya. Namun, kali ini ia tidak lolos seleksi meskipun telah memenuhi semua persyaratan yang diminta oleh panitia.
“Saya sudah mendaftar berdasarkan form yang disiapkan panitia, semua persyaratan saya isi tapi saya tidak lulus. Saya sudah berkomunikasi dengan panitia untuk mengetahui masalahnya, namun tidak mendapat jawaban memuaskan,” ujarnya, Sabtu, (13/7/2024).
Ia juga mengkritik keputusan panitia yang meloloskan beberapa usaha franchise sementara dirinya ditolak dengan alasan yang sama.
Selain itu, terdapat beberapa pelaku usaha yang memiliki lebih dari satu booth, bahkan ada yang sampai empat booth.

“Kami menduga penyelenggara tidak fair. Kami meminta agar Pemkab Mamuju melakukan evaluasi agar kegiatan ini bisa adil dan tidak pilih kasih terhadap pelaku UMKM. Kalau kegiatan ini menggunakan anggaran daerah, mestinya para pelaku UMKM punya hak yang sama untuk berjualan di acara ini,” tambahnya.
Kekecewaan serupa disampaikan oleh pelaku UMKM lainnya yang juga tidak lolos seleksi. Ia mengaku sudah mendaftar sejak awal, namun tidak mendapat alasan jelas mengapa tidak diterima.
“Sampai hari ini saya juga tidak tahu kenapa saya tidak lolos. Saya sudah daftar sejak awal. Mungkin karena tidak ada ‘ordal’ (orang dalam),” ungkapnya.
Manakarra Fair adalah event berbasis komunitas yang dikolaborasikan dengan program pemerintah daerah dan swasta, sering dijadikan ruang promosi bagi komunitas-komunitas lokal Mamuju. Namun, kontroversi kali ini menuntut adanya evaluasi dan transparansi lebih lanjut dari pihak penyelenggara agar acara ini tetap menjadi wadah yang adil bagi semua pelaku usaha.
Untuk diketahui Event Manakarra Fair ini sudah masuk dalam kalender nasional Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia.
(Red)