Shared Berita

Sulbarpos.com, Bungo — Muhammadiyah tidak hanya dikenal karena eksistensinya yang sudah mencapai 111 tahun, tapi Muhammadiyah lebih dikenal tentang perannya dalam memajukan, mencerdaskan, menyehatkan, dan menyejahterakan bangsa.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Saad Ibrahim Kiai mengatakan, gerakan mencerdaskan, menyehatkan, dan menyejahterakan bangsa adalah Aman Undang-Undang kepada Negara. Meski demikian, Muhammadiyah tidak diam dan berpangku tangan. Bahkan gerakan itu telah dilakukan Muhammadiyah sejak sebelum lahirnya Republik Indonesia.

“Karena Muhammadiyah lahir lebih dahulu dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, kadang-kadang saya berpikir, jangan-jangan Indonesia jadi bagus karena ada publik Muhammadiyah,” kata Kiai Saad dilansir dari muhammadiyah.or.id , Kamis (14/12/2023).

Mulai 1912 sejak awal kelahirannya, sampai sekarang Muhammadiyah berusia 111 tahun tidak pernah berhenti memberi dan berbakti untuk umat, bangsa, bahkan sampai kemanusiaan universal.

Namun demikian, Muhammadiyah tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari Republik Indonesia. Bahkan menurut Kiai Saad, Muhammadiyah adalah bagian terpenting dari Indonesia.

Oleh karena itu, kepada Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) Kiai Saad Ibrahim berpesan supaya melanjutkan gerakan tersebut. Salah satunya melalui pemberian beasiswa, bukan hanya kepada mereka yang berprestasi, dan kader, tetapi juga untuk anak-anak berpotensi tapi lemah ekonomi.

“Mari berpihak pada yang paling bawah. Kalau ada mahasiswa dan memang betul-betul dari garis yang paling bawah, berikan dia sesuatu. Ada bagian khusus beasiswa yang konteksnya karena prestasi, tetapi ada juga beasiswa yang diperuntukkan gratis kepada yang tidak mampu,” pesan Kiai Saad.

Kiai Saad kembali menegaskan, gerakan yang dilakukan Muhammadiyah selain sebagai bentuk bakti untuk bangsa, di sisi lain juga sebagai cara membesarkan Muhammadiyah dari dalam.

Baca Juga  Kapolda Irjen Pol Adang Ginanjar Terima Kunjungan Silaturahmi PJ Gubernur Sulbar dan Pangdam XIV Hasanuddin

Sementara itu, kepada pejabat di lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) termasuk Rektor UMUBA, Kiai Saad berpesan supaya menanggalkan kesimpulan jabatan di Muhammadiyah adalah suatu kemuliaan, sehingga ingin pejabat tersebut dimuliakan.

 

(Sulbarpos/Red)

Iklan



Open chat
Hello 👋
ada yang bisa kami bantu ??