Sulbarpos.com , Jakarta — Chairman CDCC dan Global Fulcrum of Wasatiyyat, Din Syamsuddin sambut kedatangan para peserta World Peace Forum Ke-9 dari 24 negara melalui Multikultural Welcoming Dinner. Acara tersebut turut dihadiri Chairman of Chengho Multi Culture and Education Trust, Tan Sri Lee Kim Yew dan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, Minggu malam (9/11/2025).
Acara dimulai dengan pagelaran musik di Taman Galery Nasional yang kemudian dilanjutkan dengan acara makan malam bersama. Suasana semakin hangat karena diiringi dengan musik yang merdu.
Chairman CDCC dan Global Fulcrum of Wasatiyyat, Din Syamsuddin mengungkapkan lembaga yang ia pimpin yakni Centre For Dialogue and Corporation Among Civilization rutin mengadakan world peace forum sejak tahun 2006.
“Forum perdamaian dunia ini sebagai agenda dwi tahunan yang dimulai dari 2006, 2008, 2010, 2012 dan yang terakhir ke-8 tahun 2022 mundur 1 tahun yang ke-9 pada 2025. Forum ini berangkat dari tema besar yakni satu kemanusiaan, satu tujuan dan satu tanggung jawab. Dan kali ini kami mengangkat tema besar “Considering Wasatiyyat Islam and Tiong Hua for Global Collaboration”. Yakni mempertimbangkan jalan Tengah Islam dan Tionghoa untuk menjadi dasar bagi kolaborasi global,” ungkapnya.
Beliau juga menjelaskan saat ini kehidupan dunia serta peradaban terjebak dalam ekstremitas yakni pengaruh ekstrim global, iklim dunia menuju ekstrimitas yaitu masyarakat sekuler yang menunjukkan liberalisasi politik, ekonomi dan budaya.
“Kehidupan dan peradaban dunia saat ini terjebak pada ekstremitas yaitu liberalisme kemudian terjadilah libelarisasi ekonomi, liberalisasi politik, dan liberalisasi budaya inilah yang membuat kerusakan dunia saat ini jalan keluarnya adalah jalan tengah agama-agama Islam Wasatiyyat dan agama-agama lain mengajukan solusi inilah yang ingin kita perbincangkan dan kemudian kita harus dapatkan solusi,” jelasnya.
Sementara itu, Chairman of Chengho Multi Culture and Education Trust, Tan Sri Lee Kim Yew dari Malaysia mengatakan bahwa isu perdamaian merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang melebihi ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tentu penting, tapi bayangkan tanpa perdamaian semuanya menjadi abu abu.
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon yang juga hadir turut menyampaikan World Peace Forum ke-9, merupakan sebuah forum yang sangat penting diselenggarakan di tengah dunia yang sedang mengalami banyak konflik, perang dan lainnya.

“Forum seperti yang dilaksanakan hari ini sangat penting karena ini adalah multifunction dengan latarbelakang yang berbeda-beda, agama yang berbeda-beda dan melakukan sebuah percakapan terkait perdamaian dunia. Tentu saja, ini sejalan dengan misi kebudayaan kita, kebudayaan ini adalah bahasa utama dalam perdamaian,” tutur Fadli Zon.
Fadli Zon berharap dengan adanya dialog budaya, dialog peradaban maka akan lebih mudah menuju perdamaian dan menekan berbagai macam konflik. Beliau juga setuju atas terselenggaranya World Peace Forum ke-9 ini.
“Semoga percakapan-percakapan yang terjadi kali ini, akan membantu understanding, pemahaman dan juga menghindari berbagai macam potensi konflik,” pungkasnya.
WPF ke-9 diselenggarakan di beberapa tempat, yaitu kompleks gedung MPR/DPR Senayan, Grand Sahid Jaya Hotel, dan akan ditutup di Balai Kota DKI Jakarta. Forum ini diikuti 63 tokoh dari 24 negara serta 110 tokoh nasional Indonesia.
(Sulbarpos/Gbr)




