Sulbarpos.com, MAMUJU – Inflasi di provinsi Sulawesi Barat mencapai 1,55% secara year-on-year (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,46.
Berdasarkan rilis terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Barat, inflasi di provinsi ini pada Maret 2025 mencapai 1,55% secara year-on-year (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,46.
Capaian ini menempatkan Sulawesi Barat di peringkat ketiga nasional dan berada dalam rentang target pengendalian inflasi yang ditetapkan pemerintah pusat, yaitu antara 1,5% hingga 3,5%.
Angka tersebut menunjukkan perbaikan signifikan dibanding Februari 2025, di mana Sulawesi Barat mengalami deflasi yoy sebesar 0,24%.
Secara month-to-month (mtm), inflasi Sulawesi Barat pada Maret 2025 tercatat sebesar 2,23%, sementara secara year-to-date (ytd) mencapai 0,64%. Jika dibandingkan dengan inflasi nasional yoy pada bulan yang sama sebesar 1,03%, inflasi Sulawesi Barat memang lebih tinggi, namun tetap dalam batas wajar.
Kabupaten Mamuju mencatat inflasi tertinggi sebesar 2,11% yoy dengan inflasi bulanan 2,64%, sementara Majene mencatat inflasi 1,20% yoy dengan inflasi bulanan 1,97%.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Sulbar, M. La’bi, menjelaskan bahwa inflasi yoy terjadi akibat kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran, terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik 4,77%.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulbar, Abdul Waris Bestari, menuturkan bahwa capaian ini mencerminkan dinamika harga yang masih cukup stabil di Sulawesi Barat, dengan inflasi yang terkendali dan masih dalam koridor yang telah ditetapkan.
Ke depan, pihaknya akan terus mendorong Nilai Tukar Petani di sektor perkebunan dan peternakan agar daya beli dan kesejahteraan petani tetap terjaga.
Selain itu, upaya konsisten seperti pelaksanaan Gerakan Pangan Murah dan pemantauan pasar untuk mengecek ketersediaan serta harga pangan akan tetap dilaksanakan setiap minggu, terutama di daerah pinggiran kota.
(Adv)
