Shared Berita

Oleh : Syamsuddin

Sulbarpos.com, OPINI – Era informasi digital saat ini menunjukkan pertumbuhan pesat dalam jurnalistik dan teknologi, dengan berbagai media massa sebagai sarana penyebaran informasi. Dalam era digital, kebebasan menyebarkan informasi dijamin dan diperjuangkan. Oleh karena itu, informasi yang tersebar secara masif harus memiliki nilai dan kekuatan. Proses peliputan dan penyajian berita kepada publik harus mengikuti aturan dan prinsip jurnalistik karena akan berdampak pada semua pihak yang membaca.

Kegiatan jurnalistik, sebagai bagian dari perkembangan teknologi dan informasi, tidak lepas dari partisipasi berbagai pihak sebagai penyeimbang dalam penyebaran informasi. Mahasiswa, sebagai pelaku intelektual, memiliki kewajiban untuk mengarahkan lingkungan sekitarnya agar lebih cerdas dalam memilih dan menerima informasi dari berbagai sumber media. Sebagai Agen Perubahan, Cadangan Masa Depan, dan Pengendali Sosial, mahasiswa harus mampu menjalankan fungsinya untuk menghasilkan generasi yang dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yang didirikan pada 5 Februari 1947, telah mencapai usia 77 tahun dan menunjukkan kematangan dalam proses kaderisasi. Banyak kader dan alumni HMI yang mengisi berbagai bidang, termasuk jurnalistik. HMI sebagai organisasi kemahasiswaan berusaha mendorong dan memberikan peluang besar dalam perkembangan bidang jurnalistik. Kemampuan para kader dalam mengakses dan mengolah informasi bisa menjadi investasi untuk menghasilkan lembaga yang berkualitas.

Kehadiran HMI sebagai organisasi Islam di perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan menuntut kader-kadernya untuk menciptakan arah baru dalam perjuangan organisasi di masyarakat. Kader HMI harus mampu menjamin kontinuitas pergerakan mahasiswa dan membantu masyarakat menghadapi dampak negatif dari perubahan sosial. Perkembangan zaman saat ini menuntut kader HMI untuk lebih kuat dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai kader umat dan bangsa, agar tujuan yang dicita-citakan dapat mengikuti perkembangan secara dinamis, terutama dalam konteks teknologi dan informasi.

Baca Juga  Kontroversi Terkait Larangan Pemerintah Untuk Menggunakan X/Twitter Yang Hanya Menunjukkan Watak Otoritarian

Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, kader HMI dituntut untuk lebih keras menjalankan fungsi dan perannya. Kader harus lebih peka terhadap banyaknya pemberitaan media yang melanggar independensi dalam penyampaian berita dan memanipulasi kebenaran. Kegiatan jurnalistik harus memperhatikan prinsip-prinsip penulisan informasi.

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, tokoh jurnalis, mengemukakan beberapa prinsip jurnalistik, di antaranya:

1. Isi berita harus berpihak pada kebenaran dan berdasarkan fakta. Kebenaran dalam jurnalistik sering kali sulit dicapai karena kepentingan tertentu yang menyebabkan media mendistorsi informasi dengan menambah atau mengurangi fakta, sehingga makna berubah.

2. Berita yang disajikan harus berpihak pada masyarakat, bukan kepada pemilik media atau penguasa.Ini adalah bentuk independensi jurnalistik. Loyalitas berita harus mengutamakan kepentingan masyarakat tanpa dipengaruhi oleh kepentingan lain. Media harus bertindak sebagai penyambung lidah rakyat dan pemantau independensi kekuasaan untuk menjaga hak-hak warga.

3. Penulisan berita harus komprehensif dan proporsional. Media tidak perlu menghadirkan berita dangkal dan tidak berimbang demi menghindari propaganda yang mengarang fakta untuk kepentingan tertentu.

Dari prinsip-prinsip tersebut, kader HMI diharapkan mampu menjadi penyeimbang dalam penyampaian kebenaran. Sebagai organisasi independen, HMI menuntut kadernya menjaga independensi yang berpihak pada kebenaran. Dalam bidang jurnalistik, kader HMI harus memiliki kemampuan untuk membedakan antara kebenaran dan pencitraan agar dapat berintegrasi dengan elemen masyarakat dalam pemberitaan media. Penulis berharap kader-kader HMI dapat menjadi instrumen utama dalam perkembangan dunia jurnalistik. (*)

(Penulis adalah Ketua HMI komisariat STAIN Majene)

Iklan