Shared Berita

MADIUN – Calon Walikota Madiun, Maidi, kembali memancing perhatian publik dengan pernyataannya yang kontroversial. Beberapa warga kota Madiun menilai sikap Maidi kerap menunjukkan kesombongan dalam berbagai kesempatan, sehingga menuai reaksi beragam dari masyarakat. (Kamis, 25/7/2024)

Edy Slamet, warga Kartoharjo, mengungkapkan bahwa Maidi sering menyombongkan diri sebagai pemimpin yang tidak tertandingi dalam kebaikannya selama memimpin pemerintahan kota Madiun.

“Lek wani ninggal lapak-lapakku balekno (Kalau berani meninggalkan, kembalikan lapak-lapak saya),” ujar Maidi dalam rekaman video yang beredar pekan lalu.

Tak hanya itu, Sugiono, warga Kecamatan Manguharjo, juga menyatakan bahwa Maidi pernah mengatakan dirinya tidak bisa dikalahkan oleh pasangan calon manapun, bahkan jika berpasangan dengan monyet sekalipun.

“Dia (Maidi) sering mengatakan hal itu. Saya ini, dengan monyet sekalipun, pasti akan menang pilkada,” ungkap Sugiono.

Pernyataan-pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari Ketua LSM Garis Pakem Mandiri Kota Madiun, Rohman S. Rohman menilai Maidi sudah tidak layak menjadi pemimpin kota Madiun dan mendesaknya untuk memperbaiki cara komunikasinya dengan rakyat agar lebih santun dan menjaga situasi kota Madiun tetap kondusif.

“Apakah sosok seperti itu bisa dijadikan pemimpin untuk ke depannya? Seharusnya dengan titel yang berderet, cara komunikasinya bisa lebih santun. Itu mencerminkan orang yang berluhur budi serta cerdas,” tegas Rohman.

Dengan Pilkada yang semakin dekat, warga Madiun dihadapkan pada pertanyaan besar mengenai apakah Maidi masih layak untuk memimpin kota ini di masa mendatang.

Meskipun Maidi memiliki banyak pendukung setia, pernyataan-pernyataannya yang kontroversial dan kurang etis berpotensi mengubah dinamika politik di kota Madiun.

Kontroversi di Balik Popularitas Maidi, yang telah lama dikenal sebagai sosok pemimpin yang tegas dan berprestasi, kini harus menghadapi kritik tajam dari berbagai pihak. Warga yang dulunya mendukung penuh, mulai meragukan kemampuan Maidi dalam memimpin dengan bijak dan beretika.

Baca Juga  Jelang Pemilu 2024, Ketua Jejak Pustaka : Mari Ciptakan Pemilu yang Aman dan Damai

Pilkada yang semakin dekat menjadi ujian bagi Maidi untuk membuktikan kelayakannya sebagai pemimpin. Kritik dan kontroversi ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi semua calon pemimpin untuk lebih berhati-hati dalam berucap dan bertindak.

Apakah Maidi mampu mengubah persepsi publik dan mempertahankan posisinya sebagai calon terdepan? Atau justru kontroversi ini akan membuka peluang bagi calon lain untuk merebut hati rakyat Madiun?

 

(*Bsb)

Iklan