Shared Berita

POLEWALI MANDAR, Sulbarpos.com – Upaya memperkuat imunitas generasi muda terhadap paham radikal terus digelorakan. Karang Taruna Kelurahan Madatte bekerja sama dengan Komunitas Tonkrongan Peduli Kabupaten Polewali Mandar menggelar Dialog Publik bertajuk “Santri Tangguh, Indonesia Utuh Lawan Kekerasan, Radikalisme dan Terorisme” di Pondok Pesantren Ahlul Qur’an Desa Patampanua, Kecamatan Matakali, pada Senin (25/8/2025).

Acara ini dihadiri para tokoh agama, pemuda, dan santri, dengan menghadirkan narasumber lintas latar belakang yang berkompeten.

Pimpinan Ponpes Ahlul Qur’an, Dr. Mujahid, LC., menyampaikan apresiasi mendalam atas dipilihnya lembaganya sebagai tuan rumah.

“Kegiatan ini sangat positif bagi pembangunan bangsa ke depan. Untuk para santri, saya tekankan agar serius mengikuti materi yang disampaikan narasumber,” tegasnya.

Dialog ini menghadirkan:

  • H. Haris Nawawi, S.Ag., S.Pd., M.Pd (Kasi Bimas Islam Kemenag Polman)
  • Alauddin, S.H. (Pengurus FKUB Polman & Penyuluh Agama Islam KUA Matakali)
  • Syamsul Bahri (Ketua Bidang Pemberdayaan Ummat Badko HMI)
  • Ikbal Yahya (Lembaga Kajian Republik Shopia)

Salah satu narasumber, Alauddin, S.H., mengupas tema “Pancasila VS Terorisme”. Menurutnya, terorisme adalah musuh besar Pancasila sekaligus musuh semua agama.

“Tidak ada agama yang mengajarkan kebencian dan kekerasan. Semua agama membawa misi cinta dan kasih sayang. Karena itu, siapapun yang menganut terorisme adalah musuh bangsa,” tegasnya.

Ia juga menegaskan keselarasan Pancasila dengan ajaran Islam, di mana setiap sila memiliki padanan nilai dalam Al-Qur’an.

Dari Surah Al Ikhlas (Ketuhanan), An Nahl 90 (Kemanusiaan), Ali Imran 105 (Persatuan), Asy Syu’ara (Kerakyatan), hingga Al Anbiya 107 (Keadilan & Rahmatan Lil ‘alamin).

“Indonesia adalah warisan para ulama. Jangan biarkan radikalisme dan terorisme menghancurkan NKRI,” seru Alauddin.

Baca Juga  Perjuangan Legislator PKB Polman: Pastikan Anggaran Rp26,9 Miliar untuk Rekonstruksi Jembatan di BNPB Pusat

Dialog ini menjadi sarana membentengi santri dan pemuda dari paham radikal, sekaligus meneguhkan peran pesantren sebagai benteng moderasi beragama. Para peserta diharapkan dapat menjadi garda terdepan menjaga keutuhan NKRI.

Dialog publik ini menjadi momentum penting di tengah maraknya isu radikalisme yang menyasar generasi muda.

Peran pesantren, tokoh agama, dan organisasi kepemudaan terbukti strategis dalam menjaga ideologi Pancasila dan memperkuat semangat kebangsaan. (*Bsb)

Iklan