Shared Berita

POLEWALI MANDAR, Sulbarpos.com – Antrean panjang kendaraan pengangkut, didominasi truk, kembali terjadi di kawasan SPBU Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Fenomena ini telah berlangsung hampir dua pekan terakhir dan menjadi sorotan publik karena dampaknya yang meluas terhadap aktivitas ekonomi dan transportasi.

Ratusan truk tampak mengular hingga lebih dari satu kilometer di ruas jalan utama depan SPBU. Mereka menunggu pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar yang datang setiap sore hingga malam hari.

Para sopir truk lintas provinsi maupun lokal mengaku sangat dirugikan akibat antrean yang kian parah. Waktu kerja mereka tersita hingga empat sampai enam jam per hari hanya untuk menunggu giliran pengisian solar.

“Sudah hampir setiap hari begini. Waktu kami banyak terbuang, pendapatan juga menurun drastis karena cuma habis di antrean,” keluh Eka Pebrianto, salah satu sopir truk yang ditemui di lokasi, Selasa (14/10/2025).

Kondisi ini tak hanya menurunkan produktivitas pengangkutan barang, tapi juga menyebabkan keterlambatan distribusi logistik dan bahan kebutuhan pokok ke sejumlah daerah.

Penanggung Jawab SPBU Wonomulyo, Arham, membenarkan adanya antrean panjang tersebut. Ia menyebutkan, lonjakan konsumsi solar terjadi akibat meningkatnya aktivitas kendaraan pengangkut hasil panen di wilayah Wonomulyo dan sekitarnya.

“Sekarang musim panen, jadi banyak truk yang beroperasi. Kami tetap menerima pasokan 16 ribu liter solar per hari dari Pertamina, tapi itu tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan,” jelas Arham.

Solar yang masuk setiap sore hari, menurutnya, langsung habis dalam waktu kurang dari semalam. Akibatnya, pada siang hari SPBU sering tampak kosong karena menunggu pasokan baru.

Baca Juga  Program Kegiatan Kuliah Kerja Nyata PUMD Universitas Al Asyariah Mandar Angkatan XXXVII di Desa Tonyaman

Kondisi ini memunculkan kekhawatiran masyarakat dan para sopir terhadap kemungkinan adanya penyaluran solar yang tidak tepat sasaran. Beberapa sopir menduga, solar subsidi sebagian tidak benar-benar tersalurkan ke kendaraan operasional yang berhak.

Mereka mendesak Pertamina dan Pemerintah Daerah untuk turun tangan langsung melakukan pengawasan dan evaluasi di setiap SPBU.

“Kalau dibiarkan, antrean akan terus begini. Kami harap pemerintah tegas awasi SPBU supaya solar benar-benar sampai ke yang berhak,” ujar salah seorang sopir yang enggan disebut namanya.

Pengamat energi lokal menilai, masalah antrean solar ini bukan hal baru di Polman. Setiap musim panen atau saat aktivitas ekonomi meningkat, kebutuhan solar melonjak tajam. Tanpa penyesuaian suplai dan pengawasan ketat, potensi penyimpangan distribusi sulit dihindari.

Dinas terkait bersama Pertamina diharapkan segera mengatur ulang distribusi dan menambah kuota pasokan solar di wilayah padat kendaraan seperti Wonomulyo. Langkah ini penting agar pelayanan di SPBU kembali normal dan aktivitas ekonomi masyarakat tidak terganggu.

Fenomena antrean panjang solar di SPBU Wonomulyo bukan hanya soal kelangkaan pasokan, tetapi juga menyangkut kebijakan distribusi energi subsidi yang belum optimal.

Pemerintah daerah bersama pihak Pertamina perlu memastikan sistem distribusi yang transparan dan adil agar tidak menimbulkan keresahan di kalangan sopir dan masyarakat pengguna BBM bersubsidi. (Bsb)

Editor: Basribas

Iklan