Shared Berita

Sulbarpos.com , Jakarta — Semenjak menjamurnya toko berbasis online (online shop) di Indonesia, banyak para konsumen/pembeli saat ini beralih membeli secara online ketimbang secara langsung. Seperti yang dirasakan para pedagang di Pasar Tanah Abang, mendesak pemerintah untuk menutup aplikasi TikTok karena dinilai menjadi penyebab turunnya omzet mereka hingga terancam bangkrut, Minggu (24/9/2023).

Dilansir dari akun @jabodetabekid , terpampang potongan kardus bertuliskan “Hapus Online Shop” dan “Tolong Pak, TikTok Ditutup Pak” di depan lapak para pedagang.

Baca Juga  Akselerasi Pengembangan Ekosistem Digital, Bidang Aplikasi Informatika Kominfo Rumuskan Revisi Kualitas 25 Indikator Kematangan SPBE OPD Sulbar

Salah satu pedagang pakaian muslim wanita dan aksesoris di Pasar Tanah Abang, Anton mengaku bahwa produk para pedagang saat ini tidak bisa bersaing dengan produk yang dijual di platform digital.

Ia mengatakan, bahwa adanya keinginan para pedagang agar pemerintah bisa memberikan solusi terkait dengan massifnya TikTok Shop yang menggempur bisnis mereka. Omzet hariannya saat ini telah anjlok secara signifikan.

Dijelaskan Anton, sebelum Covid-19 dan massifnya penjualan online, dirinya bisa mendapatkan omzet hingga Rp. 20 juta per hari dari penjualan baju muslim dan aksesoris. Dibandingkan dengan saat ini, untuk mendapatkan Rp. 2 juta dalam sehari saja terasa sangat sulit.

“Minta tolong ke pak menteri, online shop, TikTok ini berpengaruh sekali buat pedagang di sini,” kata Anton saat Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki berkunjung ke Pasar Tanah Abang Blok A, Selasa (19/9) lalu.

Baca Juga  Gubernur Sulbar Dorong Pembentukan Duta Baca di Setiap Desa untuk Perkuat Literasi dan Potensi Daerah

Dalam kunjungan tersebut, Teten mendapatkan keluhan dari para pedagang yang mengalami penurunan jumlah pembeli dan omzet secara signifikan sejak massifnya tren penjualan online di platform e-commerce dan social commerce.

“Saya sudah keliling saya juga sudah tanya, penurunannya rata-rata di atas 50 persen,” ujar Teten.

Teten mengatakan para pedagang di Pasar Tanah Abang sebenarnya telah mencoba bertransformasi ke penjualan digital. Bahkan sebagian juga berjualan melalui fitur siaran langsung di TikTok Shop.

Namun, produk yang ditawarkan masih kalah saing dengan produk-produk yang dijual di platform itu, terutama dari segi harga. Berdasarkan penjelasan pihak Pasar Jaya, penurunan pengunjung di Pasar Tanah Abang akan bersifat permanen.

Baca Juga  Pj Gubernur Sulbar Dorong Digitalisasi Pembelajaran untuk Tingkatkan Kompetensi Aparatur Desa

(Sulbarpos/Gbr)

Iklan