Sulbarpos.com, Mamuju – Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka, secara resmi menutup rangkaian kegiatan retret kepemimpinan lingkup Pemprov Sulbar yang berlangsung selama tiga hari di Markas Korem 142/Tatag, Minggu 20 Juli 2025.
Penutupan ini turut dihadiri Ketua DPRD Sulbar, Amalia Fitri.
Dalam sesi penutupan tersebut, Gubernur SDK tidak hanya menyampaikan sambutan, tetapi juga membawakan materi strategis yang menyoroti fondasi moral dan arah kebijakan pembangunan di Sulbar.
Ia mengajak seluruh pejabat Eselon II, tenaga ahli, dan peserta retret lainnya untuk merenungi kembali esensi kekuasaan dalam politik.
“Kita harus mampu menjaga idealisme, tetapi juga tetap realistis menghadapi dinamika pemerintahan,” kata SDK, sembari membandingkan dua aliran pemikiran politik klasik Mazhab Machiavelli dan Mazhab Plato.
Menurutnya, pemimpin perlu punya seni membaca situasi, agar kekuasaan tidak menjauh dari nilai etika dan hukum.
Dalam pemaparan ekonomi, SDK memfokuskan arah pembangunan Sulbar pada Misi Pancadaya, yaitu:
- Pertumbuhan ekonomi inklusif,
- Pengentasan kemiskinan,
- Peningkatan SDM,
- Pembangunan infrastruktur dan lingkungan,
- Tata kelola pemerintahan yang bersih.
Ia menekankan pentingnya menjaga disiplin dalam pengelolaan anggaran, serta menghindari praktik-praktik transaksional dalam politik anggaran yang kerap membuat pembangunan daerah tidak berjalan efektif.
“APBD bukan tempat menitipkan kepentingan pribadi. Pokir sah, tapi harus masuk dalam perencanaan yang sesuai mekanisme,” tegasnya.
Gubernur juga memaparkan tujuh arahan utama (direktiv) yang menjadi pegangan para pejabat Sulbar, mulai dari pemahaman peran gubernur-wakil gubernur, pentingnya penempatan anggaran strategis, hingga dorongan agar Sulbar terbebas dari jebakan tata kelola keuangan yang buruk.
“Terlalu banyak pejabat terjerat hukum karena lalai. Di Sulbar, kita hentikan itu. Bangun integritas sejak sekarang,” ujar SDK tegas.
SDK juga menyinggung bahwa masukan dari para bupati di Sulbar akan menjadi bahan refleksi dalam perbaikan sistem dan pelayanan publik. Ia berharap hasil retret ini tidak hanya menjadi agenda seremonial, tetapi menjadi titik balik perubahan pola pikir birokrasi yang lebih profesional dan berorientasi pada rakyat.
“Saya yakin, tiga hari ini cukup membekas. Semoga bisa menjadi pijakan dalam mengemban amanah di Pemprov Sulbar,” tutup Suhardi Duka dengan penuh harap.
(Adv)