Sulbarpos.com, Mamasa — Aksi Unjuk rasa yang dilakukan puluhan guru, aparat desa dan mahasiswa di depan gedung kantor Bupati Mamasa berakhir ricuh pada Jumat (10/3/2023) kemarin.
Aksi Unjuk rasa yang di gelar puluhan mahasiswa, guru dan aparat desa tersebut berakhir ricuh akibat saling dorong dan saling kejar antara pengunjuk rasa dan aparat di depan kantor Bupati Mamasa. Situasi tersebut terjadi akibat para aparat memblokade jalan masuk ke Kantor Bupati.
Pengunjuk rasa menuntut pemerintah kabupaten Mamasa segera mencairkan dana sertifikasi 300 orang guru yang belum di bayarkan sejak bulan Oktober dan honor perangkat desa sejak 6 bulan.
Ramlan mengatakan kondisi yang ada sekarang ini bukan hanya dialami Kabupaten Mamasa saja, namun sesulbar hal itu terjadi disebabkan adanya perubahan regulasi yang berbeda pada tahun lalu dengan tahun 2023 sekarang.
Ramlan menambahkan, “Sejak berdirinya Kabupaten Mamasa itu sudah menganut anggaran defisit dan keadaan itulah yang menimpa kita sehingga terjadi seperti sekarang ini”, kata Ramlan di hadapan puluhan pengunjuk rasa, Jumat (10/3/2023) kemarin.
Usai bertemu dan berdialog dengan Bupati Mamasa (Ramlan Badawi) puluhan pengunjuk rasa akhirnya membubarkan diri namun mereka berjanji akan kembali turun kejalan jika gaji dan sertifikasi para guru dan perangkat desa dalam Minggu ini tidak terbayarkan.
(Sulbarpos/basribas)