Shared Berita

Sulbarpos.com, Majene — Beberapa waktu terakhir, sederet penolakan warga Aceh terhadap pengungsi Rohingya ramai bermunculan. Merespon hal tersebut, Ketua Prodi Hubungan Internasional dan Direktur CIReS (Center for International Relations Issues and Regional Studies) Unsulbar memberikan pandangannya, Senin (1/1/2024).

Kedua narasumber menyatakan bahwa kedatangan pengungsi di suatu negara memang akan menimbulkan gesekan-gesekan sosial karena perbedaan kultur.

Baca Juga  Ketua Umum PP IWO Pusat Dwi Christianto, Kunjungi Candi Bumi Ayu PALI didampingi Komimfo Pali dan PD IWO Pali.

Ismira mengungkapkan bahwa Indonesia bukan kali pertama menerima pengungsi. Indonesia telah menerima pengungsi dari negara-negara korban perang sipil, seperti Afghanistan, Suriah, dan Sudan. Ia menilai polemik yang ditimbulkan pengungsi-pengungsi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pengungsi Rohingya.

“Kalau pengungsi dari Afganistan, pengungsi dari Sudan dibandingkan pengungsi Rohingya, mereka tingkat permasalahan dengan warga lokal itu lebih modest. Ini bisa jadi terjadi karena perbedaan kultur dan perilaku yang sangat kontras,” kata Ketua Prodi HI Unsulbar, Ismira via WhatsApp, Kamis (27/12) lalu.

Baca Juga  Festival Sandeq Teluk Mandar Telah Usai, Ketum HmI Komisariat STAIN Majene berharap Masyarakat Tidak Saling Mencaci-maki

Lebih dalam, Ismira memberi contoh pengungsi Palestina yang telah menyebar ke berbagai negara, seperti Amerika Serikat. Menurutnya orang Palestina dapat memperoleh kehidupan baru di Amerika Serikat karena berhasil menaklukan proses asimilasi atau pembauran dengan warga lokal.

Sementara itu, Direktur CIReS Nasir menilai orang Aceh sebenarnya tergolong kaum yang sangat terbuka terhadap pengungsi. Ia mengungkapkan bahwa orang Aceh sendiri dulunya merupakan pencampuran dari berbagai bangsa, seperti Arab, Portugis, dan India.

Baca Juga  Operasi Zebra Marano 2024 Langkah Nyata Ditlantas Sulbar Ciptakan Jalanan Lebih Aman

“Jadi sebetulnya orang Aceh ini baik-baik ya, sangat welcome. Cuma mungkin ada perlakuan khusus yang dilakukan orang Rohingya sehingga membuat orang-orang Aceh itu resisten, sehingga menolak mereka,” jelasnya.

Nasir menyebutkan bahwa langkah pertama yang dapat diambil oleh Indonesia, selain menyediakan kawasan khusus pengungsi, seperti yang diusulkan Wakil Presiden Indonesia, Ma’ruf Amin adalah mempersuasi pengungsi Rohingya.

 

(Sulbarpos/Fdm)

Iklan