Sulbarpos.com, Mamasa — Korban penganiayaan oleh istri oknum polisi di Mamasa, Maryam Nurdianti Simon alias Antyka Nurdian mengaku menyesali sikap suami pelaku. Pasalnya, saat kejadian, sang suami tak berbuat apa-apa ketika istrinya melakukan aksi brutal terhadap Antyka.
“Rambut saya dijambak, saya dipukul pakai kursi dan asbak, hidung dan mulut saya ditinju, tapi ironisnya suaminya diam-diam saja. Ini yang saya sesalkan,” ujar Antyka kepada wartawan, Senin (30/10/2023) kemarin.
Antyka mengatakan, oknum polisi berinisial G yang merupakan suami pelaku tersebut seharusnya sigap mencegah istrinya melakukan tindakan kekerasan. Dirinya pun menceritakan kronologi peristiwa tersebut.
Antyka yang berprofesi sebagai jurnalis mampir di warung pelaku untuk makan siang usai meliput aksi demo di kantor BPKD Kabupaten Mamasa, Senin (30/10) sekitar pukul 14:30 WITA bersama seorang rekannya sesama jurnalis.
Warung milik oknum polisi tersebut memang menjadi tempat wartawan di Mamasa sering berkumpul.
“Di warung itu hanya ada oknum polisi, katanya warungnya baru saja buka,” kata Antyka.
Belum sempat makan, Antyka dikejutkan kedatangan istri oknum polisi bersama tiga rekannya yang semuanya diketahui merupakan anggota Bhayangkari Polres Mamasa.
Para pelaku langsung menyerang Antyka secara membabi buta, tanpa memberi kesempatan dirinya berbicara. Antyka pun menderita luka di bagian wajah.
Jurnalis di salah satu media online itu mengaku tak tahu menahu alasan istri oknum polisi menyerangnya.
Ia mengakui memang pernah sempat dekat dengan oknum polisi G karena Antyka waktu itu salah paham.
“Memang kami sempat dekat karena dia (oknum polisi) mengaku belum beristri. Tapi setelah saya tau kalau dia sudah punya istri, saya langsung tinggalkan,” jelas Antyka.
Namun begitu, tindakan main hakim sendiri tanpa meminta klarifikasi tak dapat diterima Antyka. Dirinya sudah melaporkan kasus penganiayaan tersebut ke Polres Mamasa.
(Sulbarpos/Whd)