Oleh: Eli Nelsit
OPINI – Perkembangan teknologi saat ini melaju dengan cepat dan berbagai banyak temuan yang telah hadir di sekeliling manusia dalam membantu pekerjaan sehari-hari mereka dan diharapkan sedikit banyak teknologi tersebut dapat menopang sepanjang aktivitas agar lebih efektif dan efisien.
Teknologi yang dimaksud bukan hanya dalam bentuk fisik saja seperti peralatan yang dapat dimanfaatkan namun juga produk teknologi yang tidak terlihat secara fisik seperti perangkat lunak yang ada di ponsel kita dan kecerdasan buatan atau yang lebih dikenal dengan AI (Artificial Intellegent).
AI pada dasarnya merupakan sesuatu produk yang dapat melakukan simulasi cara manusia “berpikir” dan memproses informasi dan luar biasanya lagi adalah AI khususnya yang berbasis layanan obrolan mampu mengumpulkan dan memproses banyak dan mungkin hampir semua informasi yang ada di Internet sehingga ketika berinteraksi dan tentunya adalah hal yang luar biasa ketika dapat memperoleh informasi yang dari sekian banyak perspektif pengetahuan yang lebih luas yang disesuaikan dengan gaya manusia dalam memproduksi informasi.
AI dalam hal ini akan dapat sangat membantu dalam memperluas cakrawal informasi dan pengetahuan kita.
Kecanggihan AI khususnya yang berbasis obrolan dapat menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat jika dimanfaatkan untuk membantu kita memperoleh pengetahuan yang baru dan tidak mencederai kebebasan berpikir dan imajinasi kita.
Namun kecanggihan AI ini juga telah membawa sisi negatif dalam memungkinkan manusia untuk tidak perlu menggunakan kemampuan berpikir mereka dan hal ini dikarenakan bahwa AI berbasis obrolan mampu mensimulasikan perintah untuk berpikir tentang sesuatu karena akan kemudahan yang ditawarkan tersebut maka banyak “orang” lebih memilih jalan pintas untuk bergantung terhadap AI bahkan dalam skenario dimana diperlukan kebebasan berpikir dan berimajinasi.
Selanjutnya hal yang paling buruk jika AI ini disalahgunakan di ranah akademis, seperti siswa yang tidak lagi membaca dan menelaah materi pembelajaran Ketika mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah melainkan memanfaatkan obrolan dengan AI sebagai “jalan pintas” untuk menyelesaikan tugas sekolah mereka.
Hal tersebut sudah pasti menjadi “penghalang” untuk cara berpikir kritis dan imajinasi mereka dan tentunya kita tidak ingin hal tersebut terjadi.
Teknologi AI yang tak dapat dihindari telah bersinergi dengan kehidupan sehari-hari. Tentunya tetap perlu dipromosikan namun juga pemanfaatannya diperlukan edukasi sehingga diharapkan AI dapat sejatinya menjadi alat bantu untuk mencari pengetahuan dan informasi atau solusi dan bukan semata-mata menggantikan kita sebagai manusia untuk berpikir sehingga kedepannya “manusia” yang menjadi pengendali AI tetap lebih canggih daripada AI itu sendiri. (*)
(Mahasiswa STAIN MAJENE, Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, Semester 9)