Shared Berita

Sulbarpos.com, Mamuju – Asraf, seorang mahasiswa Prodi Ilmu Politik di Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), menyampaikan pandangannya mengenai kekosongan posisi Presiden Mahasiswa (Presma) yang sudah berlangsung terlalu lama. Kamis, (8/8/2024).

Dalam pernyataannya, Asraf menekankan pentingnya revitalisasi posisi Presma untuk menjaga dinamika dan aspirasi mahasiswa Unsulbar.

“Kekosongan Presma ini telah mengakibatkan stagnasi dalam gerakan mahasiswa. Tidak adanya pemimpin yang mewakili suara kami membuat berbagai aspirasi dan program kerja mahasiswa tidak berjalan optimal,” ujar Asraf.

Dia menambahkan bahwa tanpa Presma, fungsi organisasi mahasiswa menjadi tidak efektif, dan hal ini berdampak negatif pada iklim akademik serta keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan kampus.

Asraf juga menyoroti peran Unsulbar sebagai wadah pendidikan kritis bagi mahasiswa baru tahun 2024.

“Kami ingin Unsulbar menjadi tempat di mana mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis mereka. Namun, untuk mencapai hal ini, diperlukan struktur organisasi yang kuat dan representatif,” tambahnya.

Selain itu, Asraf mengajak seluruh elemen kampus, termasuk mahasiswa baru, untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan dan pembentukan kepengurusan Presma yang baru.

“Revitalisasi Presma bukan hanya tanggung jawab segelintir orang, tetapi tanggung jawab kita bersama. Mahasiswa baru juga harus diberi ruang untuk berkontribusi dan menyuarakan pendapat mereka,” kata Asraf.

Lebih lanjut, Asraf menegaskan bahwa Majene memiliki potensi besar untuk menjadi kota pendidikan.

“Dengan adanya Unsulbar di Majene, kami memiliki kesempatan untuk menunjukkan bahwa kota ini bisa menjadi pusat pendidikan yang unggul di Sulawesi Barat. Namun, hal ini hanya bisa tercapai jika semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, mendukung penuh perkembangan kampus dan pendidikan di Majene,” tuturnya.

Baca Juga  Tunjangan Khusus 9.043 Guru Madrasah Daerah 3T telah Disiapkan Kemenag

Asraf berharap bahwa dengan adanya revitalisasi Presma dan dukungan yang kuat dari seluruh elemen, Unsulbar dapat terus berkembang dan menjadi contoh bagi institusi pendidikan lainnya di Indonesia.

“Kami ingin Unsulbar tidak hanya dikenal sebagai kampus yang mengedepankan pendidikan akademis, tetapi juga sebagai pusat pengembangan pemikiran kritis dan inovatif,” tutup Asraf. (BSW).

Iklan