Shared Berita

Sulbarpos.com , Polewali — Kegiatan Orientasi Tim Pendamping Keluarga Oleh BKKBN Provinsi Sulawesi Barat dilaksanakan di Aula kantor Desa Ambopadang pada Minggu (19/3/2023).

Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kecamatan Tutar, Sapriadi mengatakan tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut guna percepatan penurunan angka stunting di Sulawesi Barat, khususnya Di Kabupaten Polewali Mandar.

“Percepatan Penurunan Stunting 2023-2024 yang bertujuan untuk menurunkan prevalensi stunting, meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan yang ada di kecamatan tutar”, ujar Sapriadi di Polewali, Senin (20/3/2023).

Dalam kegiatan orientasi stunting yang digelar di Aula Kantor Desa Ambo Padang, hadir juga tim dari provinsi Sulawesi barat sekaligus menjadi pemateri dan narasumber, Andi Istianah dalam materinya terkait penggunaan aplikasi elsimil kemudian Mulyana dengan materi konsep Dasar stunting dan 1000 HPK dan Ibu Vera dalam Mekanisme Kerja TPK.

Mulyana dalam materinya menyampaikan, mencegah stunting atau gagal tumbuh harus dilakukan sejak 1000 hari pertama kehidupan anak. Itu artinya, sebagai seorang ibu harus memperhatikan kecukupan gizi sejak awal kehamilan.

“Pada anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah. Stunting pada anak usia dibawah 2 tahun akan berpengaruh pada usia dewasa yaitu menurunkan penurunan IQ, obesitas, penyakit tidak menular dan lain – lain”, kata Mulyana.

Oleh karena itu stunting harus dicegah sejak dini. Kekurangan gizi kronis pada stunting terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun.

Baca Juga  Deskranasda Dorong Kembangkan Batik Khas Sulbar

Di periode ini, otak dan tubuh bayi sedang berkembang pesat, sehingga jika terjadi masalah gizi akan berpengaruh juga pada perkembangan otak dan tubuh bayi. Pemenuhan gizi di 1000 HPK sangat penting, sebab jika tidak dipenuhi asupan nutrisinya, maka dampaknya pada perkembangan anak akan bersifat permanen.

Bayi baru lahir harus mendapat IMD (inisiasi menyusui dini) dan ASI Eksklusif. Pada umur 6 bulan selain ASI mulai diberi MPASI (Makanan pendamping ASI). Umur 8-24 bulan lanjutkan ASI dan beri makanan sesuai dengan kemampuan bayi. Makanan ini harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Sumber karbohidrat yaitu nasi, ubi, kentang, jagung, mie, roti.

Sumber protein yaitu ikan, ayam, daging, telur, tahu, tempe, kacan-kacangan. Sumber lemak antara lain minyak goreng, margarin, mentega dan santa. Sedangkan sumber mineral dan vitamin adalah buah-buahan dan sayur-sayuran.

“Dengan terpenuhinya gizi seimbang sejak dalam kandungan maka stunting bisa dicegah sejak dini, lahir generasi penerus bangsa yang sehat dan berprestasi”, pungkas Mulyana.

 

(Sulbarpos/Basribas)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan