Shared Berita

Sulbarpos.com-Polewali, Dalam lanskap politik Polman yang terus berkembang, pendekatan kultural menjadi landasan penting dalam proses pemilihan Bupati. Mengakui dan menghormati nilai-nilai budaya lokal, tradisi, serta norma-norma yang mengakar kuat dalam masyarakat, pendekatan ini tidak hanya memperkuat demokratisasi yang inklusif dan representatif, tetapi juga membangun kepercayaan dan keterlibatan masyarakat secara lebih mendalam. Kamis, (16/5/2024

Kepemimpinan yang Bersahaja dan Dekat dengan Masyarakat

Ciri kepemimpinan yang bersahaja dan dekat dengan masyarakat sangat dihargai dalam pendekatan kultural. Sifat-sifat seperti kedekatan, keramahan, dan kesederhanaan menjadi kunci bagi calon pemimpin untuk meraih dukungan masyarakat. Calon yang mampu merangkul keberagaman, menghormati tradisi, dan bersikap rendah hati memiliki peluang besar memenangkan hati masyarakat Polman.

Muh. Sukri, seorang akademisi yang mengkaji pendekatan kultural dalam politik, menyatakan, “Calon yang menunjukkan penghargaan tulus terhadap adat dan tradisi lokal memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Terlibat aktif dalam kegiatan budaya, acara adat, dan upacara tradisional akan membuat calon lebih dianggap sebagai bagian dari komunitas.”

Komunikasi Politik yang Efektif

Komunikasi politik yang efektif dalam pendekatan kultural menggunakan bahasa dan simbol-simbol yang relevan bagi masyarakat setempat. Calon yang mampu berkomunikasi dengan bahasa lokal dan menggunakan narasi yang sesuai dengan nilai-nilai masyarakat akan lebih mudah diterima. Partisipasi aktif dalam kegiatan komunitas juga menjadi strategi efektif untuk mendengarkan langsung aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

Pendidikan Politik yang Terjangkau

Pendidikan politik yang terjangkau dan mudah diakses adalah kunci meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pemilihan. Pendekatan kultural dalam pendidikan politik memastikan materi yang disampaikan sesuai dengan konteks budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Dengan cara ini, masyarakat Polman diharapkan lebih terlibat dalam proses demokrasi, memungkinkan mereka memilih pemimpin yang mampu mencerminkan dan mengayomi keberagaman budaya serta kepentingan masyarakat secara adil dan inklusif.

Baca Juga  Mengapa 'Harga' Perempuan Bugis - Makassar Mahal?

Pilkada Polman 2024: Momen Penting untuk Keberagaman

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Polman 2024 menjadi momentum penting untuk mengakui keberagaman budaya dan nilai-nilai lokal sebagai bagian integral dari proses demokrasi. Menghargai keanekaragaman budaya dan memahami adat istiadat, bahasa, serta tradisi lokal dapat meningkatkan rasa memiliki dan keterlibatan masyarakat dalam proses pemilu.

Pendekatan kultural yang efektif dalam komunikasi politik menggunakan simbol-simbol yang dikenali oleh masyarakat setempat untuk menyampaikan pesan-pesan politik, sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pilkada. Dengan pendekatan ini, diharapkan proses demokrasi di Polman semakin kuat, inklusif, dan representatif, serta menghasilkan pemimpin yang benar-benar dekat dan mampu mengayomi masyarakat.

Kesimpulan

Pendekatan kultural dalam pemilihan Bupati bukan sekadar strategi politik, melainkan juga upaya untuk mengembalikan esensi demokrasi yang berakar pada masyarakat. Dengan menghargai dan merangkul budaya lokal, kita dapat menciptakan proses pemilu yang lebih bermakna, memperkuat ikatan sosial, dan memastikan bahwa suara setiap warga Polman terdengar dan dihargai. Inilah saatnya bagi Polman untuk menunjukkan bahwa keberagaman adalah kekuatan dan bahwa pemimpin yang sejati adalah mereka yang tumbuh dari, dan untuk, masyarakatnya.

 

 

Sulbarpos.com/(Sukri)

Iklan