Sulbarpos.com, Mamuju – Ratusan warga dari berbagai organisasi kemasyarakatan di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, turun ke jalan dalam aksi unjuk rasa menolak keberadaan organisasi radikal.
Aksi yang digelar pada Senin (10/2/2025) ini diinisiasi oleh Laskar Pancasila Sulawesi Barat dan diikuti oleh GP Ansor Mamuju, PMII Cabang Mamuju, GMNI Cabang Mamuju, BEM IKB Stikes Fatimah Mamuju, BEM Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Unika Mamuju, BEM Stain Al-Azhari Mamuju, serta GSNI.
Para peserta aksi melakukan longmarch menuju tiga titik strategis, yakni Kejaksaan Tinggi Sulbar, Kejaksaan Negeri Mamuju, dan Anjungan Pantai Manakarra. Mereka membawa spanduk bertuliskan
“Laskar Pancasila Sulawesi Barat, Wujudkan Perdamaian Dunia yang Berdasarkan Perdamaian Abadi dan Keadilan Sosial.”
Baca juga: Kapolda Sulbar: Jangan Coba-Coba Judi di Bulan Ramadhan!
Koordinator aksi, Ali Akbar, yang juga menjabat sebagai Ketua GP Ansor Kabupaten Mamuju, menyoroti keberadaan organisasi yang telah dibubarkan oleh pemerintah pada 19 juli 2017 silam.
Ia mendesak pemerintah agar bertindak tegas dengan melarang segala bentuk aktivitas yang berkaitan dengan organisasi eks HTI.
“Kami meminta pemerintah untuk menutup celah bagi kelompok yang berseberangan dengan Pancasila agar tidak berkembang di daerah kita,” tegas Ali Akbar.
Selain itu, massa juga mendesak Kejaksaan Negeri Mamuju agar bersikap tegas terhadap kelompok yang mereka anggap intoleran dan berpotensi memecah belah persatuan bangsa.
“Kita tidak boleh menunggu sampai terjadi hal yang lebih besar baru bertindak. Sejak dini, kita harus menolak segala bentuk ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan,” tambahnya.
Senada dengan Ali Akbar, Refli Sakti dari PMII Cabang Mamuju menyatakan bahwa pihaknya menolak keberadaan organisasi dengan paham yang bertentangan dengan Pancasila. Sementara itu, Dadang dari GMNI Cabang Mamuju menegaskan bahwa ideologi selain Pancasila tidak memiliki tempat di Indonesia.
“Kita harus bersama-sama menjaga kebinekaan dan menolak ideologi yang tidak menghargai perbedaan,” ujarnya.
Ketua BEM Stain Al-Azhari Mamuju, Rahmat, menambahkan bahwa aksi ini merupakan bentuk kepedulian pemuda terhadap indikasi penyebaran paham intoleran di Mamuju.
“Pemikiran intoleran bisa menjadi pemicu perpecahan. Karena itu, kami menolak segala bentuk gerakan anti-toleransi di daerah ini,” tegasnya.
Aksi unjuk rasa berlangsung dengan tertib di bawah pengawalan ketat pihak kepolisian.
Para peserta menutup aksi dengan menyerukan komitmen mereka untuk terus menjaga persatuan dan nilai-nilai kebangsaan di Sulawesi Barat.
(*/A.F)