Sulbarpos.com, Mamuju – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menaruh harapan besar pada hadirnya Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) yang diluncurkan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), sebagai solusi untuk mempercepat akses internet di daerah-daerah yang masih mengalami blankspot, termasuk 279 titik di wilayah Sulbar.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfopers) Sulbar, Mustari Mula, mengungkapkan bahwa hingga Mei 2025, Sulbar masih memiliki ratusan titik layanan publik yang belum terjangkau jaringan internet memadai.
Titik-titik ini tersebar di enam kabupaten, mencakup 90 desa, 46 SMA, 68 SMK, 13 SLB, serta 62 Puskesmas.
“Selain blankspot total, masih ada 83 desa lagi yang sinyalnya sangat lemah. Ini menjadi tantangan yang serius untuk akses layanan publik,” jelas Mustari, Sabtu, 10 Mei 2025.
Menanggapi kondisi tersebut, Diskominfopers bersama Pemerintah Provinsi terus mendorong agar wilayah-wilayah tersebut menjadi prioritas intervensi oleh BAKTI Komdigi melalui koneksi internet dari SATRIA-1.
Mustari menambahkan, kompetisi untuk memperoleh intervensi pusat semakin ketat karena makin menyusutnya jumlah wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang selama ini menjadi fokus utama.
“Oleh karena itu, selain mengandalkan satelit, kami juga mengusulkan pembangunan infrastruktur sinyal seluler berbasis 4G melalui BTS, terutama di jalur perlintasan dan pemukiman, lewat aplikasi SIGNAL dari Ditjen Infrastruktur Digital,” ujarnya.
Saat ini, sekitar 24 persen wilayah Sulbar masih belum terlayani sinyal seluler karena letak geografis dan sebaran penduduk yang dinilai kurang menarik bagi operator telekomunikasi secara bisnis.
Sebagai bentuk percepatan, Gubernur Suhardi Duka bersama Wakil Gubernur Salim S. Mengga telah menggulirkan dua program andalan: Quickwins SULBAR CERDAS yang fokus pada internet sekolah, serta SULBAR BERDAYA yang menargetkan nol blankspot di desa dan fasilitas kesehatan.
Menurut Mustari, Pemprov akan memberikan stimulan berupa pembiayaan sewa internet selama 12 bulan per titik untuk 279 lokasi prioritas.
Program ini akan dijalankan secara bertahap selama tiga tahun ke depan, sembari menunggu realisasi bantuan pusat dari BAKTI maupun Ditjen Infrastruktur Digital.
“Langkah awal akan dimulai dengan RAKORTEK penanganan blankspot di seluruh kabupaten antara Mei hingga Juni 2025, dilanjutkan dengan survei lapangan dan pengumpulan data untuk pengajuan melalui aplikasi BAKTI dan SIGNAL,” jelasnya.
Mustari berharap seluruh pemerintah kabupaten di Sulbar dapat berkolaborasi secara aktif agar program ini berjalan efektif.
“Ini adalah wujud nyata upaya kami untuk memastikan layanan internet hadir di seluruh wilayah Sulbar, tanpa terkecuali,” pungkasnya.
(Adv)