Wagub Sulbar Tutup STQH XI, Dorong Lahirnya Generasi Qurani dan Berdaya Saing
Sulbarpos.com, Mamuju – Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Salim S Mengga, resmi menutup Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadist (STQH) ke-XI tingkat Provinsi Sulbar tahun 2025. Acara penutupan berlangsung di Masjid Raya Suada, Mamuju, Selasa, 3 Juni 2025.
Kegiatan keagamaan ini tidak sekadar menjadi ajang perlombaan, tetapi juga simbol komitmen Pemerintah Provinsi Sulbar dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berakhlak, berprestasi, dan mampu bersaing di berbagai bidang. Hal ini menjadi perhatian utama di bawah kepemimpinan Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga.
Pada STQH tahun ini, Kabupaten Polewali Mandar berhasil meraih predikat juara umum. Sementara Kabupaten Pasangkayu dan Mamasa masing-masing menempati posisi juara umum kedua dan ketiga.
Dalam sambutannya, Wagub Salim memberikan apresiasi kepada seluruh peserta, khususnya para kafilah yang berhasil menjadi terbaik. Ia juga menyampaikan pesan penuh motivasi kepada peserta yang belum meraih juara.
“Untuk anak-anakku yang belum berhasil, jangan berkecil hati. Jadikan hari ini sebagai pijakan untuk lebih baik ke depan. Jika semangat tidak pernah padam, kegagalan hari ini hanyalah kesuksesan yang tertunda,” ucapnya memberi semangat.
Salim S Mengga juga mengenang masa keemasan Sulbar dalam dunia tilawatil Qur’an. Ia menyebut, Sulbar pernah melahirkan Qori terbaik dunia saat masih tergabung dengan Sulawesi Selatan.
“Salah satu Qori terbaik dunia berasal dari Sulbar. Kini beliau menjadi imam di Masjid Al-Markas Makassar. Itu membuktikan, daerah kita memiliki potensi besar di bidang keagamaan,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa Sulbar memiliki sejarah panjang dalam penyebaran Islam. Banyak ulama besar lahir dan berkembang di wilayah ini, bahkan dikenal sampai ke Pulau Jawa.
“Saya pernah berbincang dengan KH Maimun Zubair. Beliau menanyakan soal ulama asal Mandar, dan ternyata salah satu gurunya di Mekah berasal dari Sulbar,” kisah Salim.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pada masa lampau, masyarakat Sulbar yang ingin memperdalam ilmu agama lebih memilih belajar langsung ke Mekah daripada ke Pulau Jawa. Bahkan, ada tokoh asal Sulbar yang pernah menjadi Imam di Masjidil Haram.
“Ini bukti kejayaan masa lalu yang harus kita bangkitkan kembali. Saya berharap, para peserta STQH terus mengasah diri agar ke depan bisa menjadi Qori, Qoriah, dan penghafal Hadist yang membanggakan,” tambahnya.
Di akhir sambutannya, Salim menekankan bahwa memahami isi Alqur’an dan Hadist harus diiringi dengan penerapan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari.
“Menghafal itu penting, tapi yang lebih utama adalah mengamalkannya. Di sanalah letak kekuatan sesungguhnya dalam membangun bangsa yang beradab dan bermartabat,” pungkasnya.
Dengan semangat tersebut, ia berharap Sulawesi Barat dapat melahirkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara spiritual, tetapi juga menjadi motor penggerak kemajuan daerah.
(Adv)