Sulbarpos.com , Bekasi — Muhammadiyah berpendapat bahwa politik merupakan bagian dari berdakwah. Politik sendiri adalah sebuah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara. Salah satu dari aspek politik itu adalah partai politik terhadap yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti saat menghadiri Tabligh Akbar dalam Rangka Syiar Musyawarah Daerah ke-5 , Muhammadiyah – Aisyiyah Kota Bekasi dan Milad Aisyiyah ke -106 di Perguruan Muhammadiyah Bekasi, Rabu (19/7/2023).
“Muhammadiyah senantiasa hirau, senantiasa peduli bahkan dalam beberapa hal Muhammadiyah itu mengambil pada dasar politik, tidak ada aspek dalam hidup kita ini yang lepas dari politik. Sehingga dengan itu Muhammadiyah harus mengurus semuanya sebagai bagian dari kita bersama dan kita itu hadir”, ujar Abdul Mu’ti.
“Oleh karena itu Muhammadiyah tidak boleh anti politik tetapi dalam berpolitik. Politik adalah bagian dari kita dan untuk kita”, tambahnya.
Tiga Strategi Berpolitik
Abdul Mu’ti juga menjelaskan, dalam berpolitik Muhammadiyah menggunakan tiga strategi. Pertama dengan Strategi Aspirasi, yakni menitipkan aspirasi kepada mereka yang memiliki kewenangan di Politik. Sehingga Muhammadiyah tidak perlu banyak berbicara soal politik. Yang kedua Strategi Partisipasi, yakni mengambil prakarsa-prakarsa untuk membawa kebaikan-kebaikan dalam kehidupan bangsa.
Dan yang ketiga adalah Strategi Agensi, Muhammadiyah sendiri memiliki yang telah dipersiapkan untuk membantu dalam berdakwah sesuai dengan profesi dan cita-cita.
“Usul Muhammadiyah itu adalah merubah sistem pemilu supaya politik kita lebih baik tapi kalau ini tidak bisa dirubah kita harus ada startegi lain. Yang cepat kita usulkan kalau peraturan yang lama itu kan pimpinan yang jadi caleg harus mundur dan sekarang sudah kita bahas di PP, peraturan itu mungkin kita rubah tidak harus mundur tetapi non aktif saja”, tutur Abdul Mu’ti.
Lebih lanjut, ia mengatakan tujuan dari Muhammadiyah menitipkan aspirasi yakni agar politik di negara Indonesia bisa berubah menjadi lebih baik, tetapi selama politik belum berubah Muhammadiyah akan terus berjuang dan menitipkan aspirasinya untuk bangsa.
“Oleh karena itu menghadapi tahun 2024 soal pilpres legislasi kita siapkan kader-kader kita dan yang sudah nyaleg tolong didata, kita petakan yang kira-kira bakal jadi itu siapa? kita petakan kita bikin gerakan tetapi tentu saja harus ada kontrak, kita dukung nanti, kalau kamu sudah jadi dewan tentu harus menjadi agent nya Muhammadiyah di lembaga legislatif karena sering kali banyak yang kita dukung setelah didukung itu dia jadi kacang yang lupa dengan kulitnya”, kata dia.
(Sulbarpos/Indah)