Sulbarpos.com, Sumut — Sejumlah guru yang mengajar di SDN 1 Karang Bundar Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang sangat tertekan atas sikap kepala sekolah yang dinilai arogan. Keluhan beberapa orang guru ASN yang mengajar disekolah tersebut, Senin (3/7/2023).
Dalam kesempatan itu, para guru menyampaikan keresahannya atas sikap kepala sekolah yang berinisial ND dinilai telah melakukan perbuatan tak menyenangkan, seperti marah-marah tanpa alasan jelas, bullying atau perundungan dan menakut-nakuti guru agar dimutasi.
“Sebenarnya sikap arogan kepala sekolah ini sudah lama kami rasakan. Tapi kami pendam-pendam terus. Tapi perbuatannya semakin tak menyenangkan, makanya kami bersuara”, terang salah satu guru yang enggan disebutkan namanya.
Dia juga tak menampik bahwa dirinya menjadi salah satu korban perundungan yang dilakukan kepsek tersebut di hadapan para guru lainnya.
“Saya pernah disuruhnya mengerjakan yang selayaknya bukan pekerjaan seorang guru seperti membersihkan lantai dan jendela beserta gordennya,” ungkapnya.
Dia pun lalu meminta solusi dari para guru yang tergabung dalam grup media sosial internal sekolah agar sikap kepala sekolah ini dapat berubah.
Tak hanya itu, kata dia, para guru juga menduga ada indikasi penyelewengan anggaran yang dilakukan kepsek.
Sebab, selama 5 tahun menjabat, kepsek tersebut tak pernah transparan dalam pengelolaan anggaran baik dana BOS juga dana lain yang ada disekolah.
“Karena, anggaran ini langsung dikendalikan sepenuhnya oleh kepala sekolah. Biasanya dengan kepala sekolah yang lalu setiap akhir tahun selalu dijelaskan tentang keadaan keuangan sekolah, tapi dengan kepala sekolah ini tidak pernah sama sekali,” sebutnya.
Lebih ironisnya lagi, sistem penggajian yang selama ini menggunakan sistem CMS nyaris tidak digunakan oleh kepala sekolah SDN 1 Karang Bundar ini.
Menanggapi sistem CMS yang tidak digunakan disekolah tersebut, Kepala sekolah yang berinisial ND ini mengatakan bahwa ”Dengan memberikan gaji kepada mereka (para guru) secara langsung maka disitulah terjalin rasa kekeluargaan dan dapat berkumpul langsung dengan para guru ” terang ND.
” Kami (para guru) ingin sekali gaji kami langsung masuk ke Rekening sebagaimana guru disekolah lainnya tapi apa daya hal itu tidak terjadi, dan pada kami juga kepala sekolah mengharapkan “pengganti uang minyak” walaupun ala kadarnya dan secara terpaksa kami memberikan ” jelas guru dengan nada kesalnya.
Terkait sistem penggajian dengan cara CMS yang belum berjalan sepenuhnya di lingkungan pendidikan, sekretaris Dinas Pendidikan T. Budi Dharma mengatakan
” Kalo di Dinas pendidikan semua sudah memakai sistem CMS, bila terjadi non CMS mungkin itu dikarenakan sesuatu hal atau lainnya sehingga tidak masuk dalam sistem CMS dan terkait dengan attitude kepala sekolah, pihaknya (dinas) akan memberikan teguran atau peringatan kepada kepala sekolah itu”, tutup Budi.
(Sulbarpos/Rizky Zulianda)