Sulbarpos.com , Jakarta — Masyarakat Indonesia masih menjadikan kental manis menjadi asupan utama bagi anaknya. Khususnya masyarakat tingkah bawah yang beranggapan bahwa kental manis adalah susu. Melihat kondisi tersebut Koalisi Perlindungan kesehatan Masyarakat (KOPMAS) mengadakan diskusi dengan tema” Salah Kaprah Susu, Kesehatan Anak dan Peran Media Sosial ” di Jakarta Selatan, Selasa (14/2/2023).
Sekjend KOPMAS, Yuli Supriaty menjelaskan bahwa saat ini masih banyak masyarakat yang salah kaprah bahwa makanan atau minuman yang bertuliskan “susu” pasti akan berbahan dasar susu, padahal itu hanya aroma susu dan belum pasti berbahan dasar susu.
“Masyarakat kita masih banyak yang belum bisa membedakan mana produk yang berbahan dasar susu dan mana yang bukan. Kata “susu”, pada suatu produk bukan berarti berbahan susu tapi hanya aroma saja. Misalnya permen susu, bukan berarti dari susu, tapi aroma susu”, jelas Yuli Suprianty di Jakarta Selatan, Selasa (14/2/2023).
Lebih lanjut, ia mengatakan kalau masyarakat saat ini sudah beranggapan bahwa segala sesuatu produk yang mereka konsumsi asal ada kata “susu” itu mereka langsung beranggapan sebagai minuman atau makanan yang sehat. Dan nyatanya tidak, menurutnya ada juga yang mengatakan susu kedelai itu adalah susu, Susu sendiri sebenarnya adalah protein yang berasal dari hewani bukan nabati.
Selanjutnya Ahli gizi , dr. Agnes Tri Harjaningrum juga mengatakan, ” Literasi orang tua sangat rendah, sehingga dia tidak tahu mana yang baik untuk asupan anaknya. Seharusnya literasi ini dibangun sejak orang tua menikah bagaimana kemudian dia bisa menjadi orang tua yang tanggung jawab dan mau tetap belajar. Literasi yang rendah menyebabkan banyak orang tua yang tidak paham akan bahaya jika salah memberi asupan kepada anaknya”.
Ia juga menambahkan, akibat kurangnya Literasi, banyak orang tua yang masih memberikan kental manis ke anaknya tanpa mengetahui bahaya. Jika kental manis dikonsumsi terus menerus dapat menyebabkan malnutrisi atau obesitas pada anak yang menimbulkan penyakit diabetes dan jantung.
“Dia tidak tahu jika kental manis itu tidak baik untuk anak , yang dia tahu kental manis itu susu. Nah itu yang salah. Maka dari itu sebagai orang tua harus lebih pintar supaya dapat menyaring informasi yang didapatkan dari iklan dan mempunyai pengetahuan tentang pola asuh anak. Pola makan anak- anak harus diperhatikan 70% makanan padat dan 30% makanan cair”, pungkasnya.
(sulbarpos/Indah)