Shared Berita

Sulbarpos.com, Opini — Dibalik penobatan sebagai kota pendidikan, dinamika juga kian tak bisa dilepaskan. Daerah Kabupaten Majene memang pantas disebut demikian. Menyikapi hal yang membuat riuh media sosial serta menjadi perbincangan dalam meja-meja masyarakat Kabupaten Majene.

Tersebarnya foto hasil SC dari soft file yang diduga akan menjadi program kegiatan sejumlah instansi Pemerintah Kabupaten Majene. Dalam gambar tersebut terdapat kegiatan pelatihan-pelatihan yang memakan banyak biaya. Dan jika dihitung total dari biaya kegiatan pelatihan tersebut mencapai kurang lebih 2,6 M.

Hal tersebut, menurut saya bukan angka yang kecil, dibalik kegiatan yang didalamnya terdapat kegiatan berupa pelatihan, sosialisasi dan semacamnya. Saya sendiri sepakat-sepakat saja jika pelatihan ataupun sosialisasi diadakan karena hal demikian. Dan menjadi suatu kebutuhan untuk penguatan SDM disuatu daerah, cuma pelatihan serta sosialisasi apa dulu?

Kembali lagi dengan isu yang beredar, bahwa pelatihan serta sosialisasi yang diduga akan dianggarkan oleh Pemda Majene tahun ini, terdapat banyak kegiatan yang kedengarannya lucu sehingga membuat masyarakat terheran-heran dan mempertanyakan apa baiknya kegiatan tersebut.

Sebut saja pelatihan senam, terdapat pelatihan kue tart masing masing dianggarkan sebanyak 50 jt.
Hal itu banyak terdapat kegiatan-kegiatan yang substansinya sama, namun dipisah agar mendapatkan anggaran yang terpisah juga.

Dalam berita yang beredar jika benar adanya, diselaraskan dengan program yang dibentuk, tentu saya akan bertanya apakah kapasitas inovasi Pemda Majene serta instansi terkait sudah mentok diwilayah kegiatan-kegitan tersebut?

Pertanyaan tersebut muncul sebab masih banyak kegiatan-kegiatan yang lain bahkan lebih produktif untuk dilakukan tentunya tidak jauh dengan visi-misi Pemda Kabupaten Majene dan juga tuntutan yang menunjang kehidupan masyarakat diwilayah ekonomi, pendidikan, budaya dll.

Baca Juga  Artificial Intelligence : Membantu atau Merugikan Manusia?

Apalagi masyarakat Majene juga belum pulih dari bencana alam yang dialami oleh sejumlah kecamatan. Dalam hal ini Malunda, Ulumanda yang sampai saat ini masih belum dibenahi oleh Pemda. Selain itu akhir tahun yang lalu isu bahwa majene defisit.

Dari hal yang telah saya sebutkan, tak juga dijadikan sebuah bahan evaluasi untuk kehidupan masyarakat Kabupaten Majene.
Kemudian juga yang ingin saya kritisi, mengenai fungsi dari DPRD KAB. MAJENE agar lebih tegas dalam melihat program-program yang diagendakan.

Antara legislatif dan eksekutif harusnya mengedepankan program prioritas sesuai dengan apa yang dibutuhkan sebagai pemecah masalah dalam masyarakat Kabupaten Majene yang kini masih membutuhkan perhatian.

Jadi menurut saya, sebaiknya pemerintah Kabupaten Majene membentuk program yang lebih produktif dan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan prioritas masyarakat Kabupaten Majene.

Belajar untuk membuat inovasi baru untuk memecah masalah masyarakat ditengah masalah yang kritis, utamanya dibidang ekonomi juga pendidikan, demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.

Penulis : ADRY (Wasekum PTKP HMI CABANG MAJENE)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Open chat
Hello 👋
ada yang bisa kami bantu ??