Sulbarpos.com, Majene — Akses jalan menuju kampus Stain Majene belum juga dibuka lantaran polemik yang berkepanjangan antara pihak pengacara dan ahli waris Hudong. Di Lingkungan Passarang,Kelurahan Totoli, Kecamatan Banggae Kabupaten Majene. Selasa (28/3/2023).
Diketahui jalanan itu menjadi akses terdekat untuk menuju kampus Stain Majene, akibat jalan ditutup mahasiswa harus berputar arah dari Puskesmas Totoli dan UPTD Balai Latihan Kerja Majene untuk sampai kekampus.
Mahasiswa Stain Majene, Budiman mengatakan bahwa pemerintah daerah tidak mampu untuk menyelesaikan persoalan jalanan itu.
“Sampai sekarang tidak ada titik terang mengenai persoalan jalanan menuju kampus Stain Majene apakah selesai atau belum”, ujar Budiman saat diwawancarai di sekitaran kampus Stain majene, Selasa (28/3/2023).
Menurut Budi, kehadiran Wakil Menteri Agama H. Zainut Tauhid Sa’adi beberapa Minggu yang lalu di Bumi Assamalewuang diharapkan membawa kabar gembira untuk jalanan yang berpolemik itu namun tidak ada efek sama sekali yang terjadi.
“Kami akan membuka secara paksa dengan dalih ini adalah kebutuhan banyak orang”, kata Budiman.
Ditempat yang lain, ahli waris Hudong Amirullah saat dihubungi melalui via WhatsApp mengungkapkan,
“Kami tetap akan menutup jalanan itu karena itu hak kami. Bayar kami, maka kami akan buka palang itu”, tegas Amirullah.
Amirullah juga berharap agar mahasiswa tidak membuka palang itu sebelum ia selaku ahli waris terbayarkan.
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Ahmadiah berkomentar tentang persoalan jalanan yang sampai sekarang belum dibuka.
Menurutnya, Pemda akan bayarkan ketika sertifikat aslinya dimunculkan dan itu menjadi acuan kami untuk membayarkan dengan memperjelas alas haknya
“Ia berharap jalan itu dibuka saja dulu sembari pihak ahli waris menyelesaikan konfliknya dengan yang memegang sertifikat(Istri pengacara)”, tutur Kadis Perkim saat diwawancarai melalui via WhatsApp.
(Sulbarpos/Syam)