Sulbarpos.com, Mamasa — Oknum Kepala Desa Batanguru Timur Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat berinisial “M” mengancam ingin membunuh Wartawan teropong bulusaraung Abd. Hakim, Jumat (26/4/2024).
Peristiwa pengancaman yang dilakukan oknum Kepala Desa Batanguru Timur berinisial “M” ingin membunuh wartawan teropong bulusaraung, merupakan tindakan kriminal murni, dilansir dari media teropong bulusaraung.
Peristiwa pengancaman ini terjadi di desa batanguru induk, setelah wartawan teropong bulusaraung Abd. Hakim dari kantor desa batanguru timur, sempat konsultasi dengan kepala dusun yang berkantor sendirian.
Saat di Kantor Desa Batanguru Timur, wartawan teropong bulusaraung mempertanyakan kepada kepala dusun terkait kegiatan fisik desa batanguru timur itu, yang katanya sedang berjalan tapi belum ada terpasang baliho RAPBDes nya.
Wartawan teropong bulusaraung menghimbau agar dipasang baliho RAPBDesnya. Usai mengunjungi kantor desa Batanguru Timur. Kemudian ia bergeser ke desa tetangga yaitu desa batanguru induk. Di situ (di kantor Batanguru Induk), tiba – tiba muncul oknum kepala desa Batanguru Timur berinitial “M”.
Saat itu, oknum kepala desa Batanguru Timur berinisial M mengancam ingin membunuh wartawan teropong bulusaraung. Ia pun melontarkan kata-kata tidak senonoh (kotor) ke wartawan dan mengancam mau membungkus wartawan tersebut baliho RAPBDes.
Hal itu pengancaman ini terjadi pada hari Kamis tanggal 25 tahun 2024, bertempat di kantor desa batanguru induk.
Tindakan oknum kepala Desa Batanguru Timur berinisial (M) mengancam bunuh wartawan, kini dilaporkan ke pihak berwajib, ditangani pihak kepolisian setempat (Polres Mamasa). Hal ini dilakukan demi tegaknya hukum di Negeri ini khususnya di Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat.
“Wartawan tersebut datang saat saya sedang emosi, karena saya sibuk mendampingi penyuluh pertanian,” beber “M” saat di konfirmasi Sulbarpos.com, Jumat (26/4/2024).
Ia mengatakan, informasi yang diberikan Kepala Dusun kepada wartawan tidak benar adanya, pekerjaan fisik di Desanya belum berjalan.
(Sulbarpos/Arb)