Shared Berita

Sulbarpos.com, Jakarta — Kini Tik Tok Shop secara resmi telah ditutup, sebelumnya para pedagang tanah abang sempat mengeluhkan kehadiran Tiktok Shop yang dianggap telah mengurangi omzet pemasukan mereka. Sehingga para pedagang meminta Pemerintah untuk menutup Tiktok Shop, yang bertujuan agar pendapatan akan kembali normal, Selasa (17/10/2023).

Namun setelah dipenuhinya permintaan tersebut, kini pedagang Tanah Abang justru meminta pemerintah untuk menghapus e-commerce lainnya seperti Shopee dan Lazada. Hal tersebut diminta pedagang Tanah Abang lantaran omzet mereka, tetap saja anjlok meski TikTok Shop telah dihapus.

Dilansir dari akun @fakta.jakarta , sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat pun memasang poster bertuliskan pesan yang meminta platform online shop lainnya juga harus dihapus.

Baca Juga  Resmi! DPP Partai Golkar Umumkan 10 Nama Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada 2024

“Tolong hapuskan Tiktok Shop, Lazada, Shopee. Tolong kami pak,” bunyi poster lainnya. “Kembalikan Tanah Abang yang dulu pak,” bunyi poster yang lain. “Hapus online shop,” tulisan poster lainnya.

Salah satu pedagang yang sudah berjualan sejak 2007, Anton berharap adanya solusi dari pemerintah terkait adanya platform yang menjual produk-produk online. Pasalnya ia mengaku omzet dagangannya turun drastis.

“Kualitas sama barang sama, tapi harga jauh beda, itu yang kita jauh bingung, kenapa dia bisa jatuhin. Kayak gini kita jual Rp 100 ribu, di online bisa Rp 49 ribu, Rp 39 ribu. Kalau kita beli bahan produksi sendiri, kita pikir-pikir sendiri nggak bisa nggak masuk harganya. Kenapa di online itu bisa,” ungkap Anton.

Sementara itu, Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan menegaskan tidak akan menutup e-commerce atau market place online yang mematuhi peraturan pemerintah dan telah membantu banyak UMKM berjualan. Mendag juga menyarankan pelaku UMKM yang belum go online agar segera bertransformasi.

“Teman-teman di toko mau enggak mau saya anjurkan belajar jualan secara digital. Teknologi itu tidak bisa dihentikan. Lama-lama orang akan mencari cara (membeli) yang baru,” ucapnya saat mendengar keluhan puluhan pedagang Pasar New Makassar Mal pada Minggu lalu.

 

(Sulbarpos/Gbr)

Iklan