Sulbarpos.com, BANTAENG – Studi karya inovasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat berlanjut dengan kunjungan ke Kabupaten Bantaeng. Dalam kunjungan ini, Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat Bahtiar Baharuddin membawa sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ke kawasan smelter PT Huadi Bantaeng Industrial Park (HBIP).
Mereka yang ikut dalam kunjungan ini adalah Asisten 1 Bidang Pemkesra Setda Sulbar Muh Jaun, Asisten II Bidang Ekbang Muchtar, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Rachmat, Kepala Dinas Sosial Abdul Wahab, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Safaruddin, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Suyuti Marzuki, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Junda Maulana, Kepala Dinas Perhubungan Andi Farid Amri, serta Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Sulbar Masriadi.
Rombongan diterima oleh perwakilan Direktur PT Huadi Lily Dewi Candigenara, perwakilan pemilik PT Huadi Yos, dan Sekretaris Daerah Kabupaten Bantaeng. Kamis, (1/8/2024).
Dalam pengantarnya, Pj Gubernur Bahtiar menyatakan bahwa kunjungan ini dilakukan untuk melihat bagaimana Bantaeng, yang dulunya tandus dan gersang, kini berkembang berkat investasi seperti PT Huadi yang telah mempekerjakan 85 persen warga lokal Bantaeng. Hal ini juga diakui oleh Sekda Bantaeng Muh. Rivai Nur.
“Dulu daerah ini sangat tandus. Pada zaman Pak Nurdin Abdullah, kita membuka Kawasan Industri Bantaeng (KIBA). Jika ada investor, kita yang datangi. Bawa laptop, printer, dan kami presentasi. Perintah Pak Nurdin Abdullah adalah jangan pulang sebelum terbit izin prinsip,” ungkap Rivai.
PT Huadi adalah perusahaan smelter yang berdiri di atas lahan seluas 100 hektar dalam Kawasan Industri Bantaeng (KIBA). PT Huadi membeli bahan baku nikel dari perusahaan tambang di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Kehadirannya di Bantaeng memberikan pemasukan sebesar 5 miliar rupiah per bulan ke kas Pemerintah Daerah Bantaeng.
Sementara itu, Direktur PT Huadi Lily Dewi mengatakan bahwa pada awalnya kehadiran mereka di Bantaeng tidak dilirik oleh investor, termasuk pemilik PT Huadi sendiri. Namun, faktor pemerintahan, terutama kepala daerah yang memberikan jaminan dan kepercayaan kepada investor, mulai dari pelayanan hingga sumber daya manusia, menjadi penentu.
Lily menilai kehadiran Pemerintah Sulawesi Barat di Bantaeng akan memberikan manfaat bagi perusahaannya dan berjanji akan mengunjungi Sulawesi Barat.
“Harapan kami adalah apa yang kami miliki dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Sulawesi Barat. Kami berharap suatu waktu dapat mengunjungi Sulawesi Barat atau mungkin berinvestasi di sana. Semoga kita bisa bersinergi dan mencapai tujuan yang baik,” kata Lily.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sulawesi Barat Rachmat mengaku mendapatkan banyak informasi dan pengalaman setelah kunjungan ini. Salah satunya adalah pentingnya kejelasan kawasan industri yang bersinergi dengan swasta serta pemetaan lahan yang dapat dijual kepada investor. Menurutnya, kehadiran investor dan perusahaan besar di Sulawesi Barat akan meningkatkan perekonomian di daerah tersebut.
“Sepulang dari sini, kami akan melakukan pemetaan untuk mencari peluang masuknya investasi di Sulawesi Barat, terutama jika PT Huadi berminat,” ujar Rachmat. (Adv)