Shared Berita

Oleh : Ismail Amin

Sulbarpos.com, Opini – Sudah menjadi trend setidaknya dalam sepuluh tahun terakhir, umat Islam Indonesia menggelar aksi demonstrasi bela Palestina pada Jumat terakhir Ramadhan. Aksi ini dikenal dengan nama Yaumul Quds atau Hari Al-Quds Internasional. Jumlah mereka yang ikut dan titik lokasi aksi setiap tahun meningkat secara signifikan. Dari pantauan media, pada tahun lalu setidaknya ada lebih dari 10 kota besar di Indonesia  yang turut serta menyambut seruan Al-Quds, di antaranya Jakarta, Bandung, Semarang, Garut, Surabaya, Batam, Palembang, Pontianak, Balikpapan, Medan, Banjarmasin, Makassar dan kota-kota lainnya.

Apa sebenarnya Hari Al-Quds itu dan mengapa pada Jumat terakhir Ramadhan?. Melalui pidato bersejarah yang disampaikan 7 Agustus 1979 (bertepatan dengan 13 Ramadan 1399 H), Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Imam Khomeini menyerukan umat Islam untuk menjadikan setiap hari Jumat terakhir Ramadan sebagai Hari Al-Quds Internasional. Menurut Imam Khomeini, umat Islam harus memiliki hari khusus untuk  menunjukkan solidaritas internasional umat Islam secara serentak dalam mendukung hak-hak legal bangsa Palestina.

Melalui surat yang dikeluarkan, Imam Khomeini berkata: “Bismillahi Rahmanir Rahim, Saya selama beberapa tahun telah memperingatkan kepada umat Islam terkait ancaman Rezim Zionis Israel. Kini Israel dengan buas menyerang saudara-saudara kita di Palestina serta Lebanon Selatan. Untuk memberantas pejuang Palestina, Israel tak segan-segan membombardir rumah-rumah warga.”

“Saya meminta seluruh umat Islam dunia untuk menjadikan hari Jumat terakhir bulan Ramadhan – yang termasuk malam-malam Lailatul Qadar dan juga dapat menjadi penentu nasib bangsa Palestina – sebagai Hari Quds dan mengumumkan solidaritas internasional umat Islam dalam mendukung hak-hak legal bangsa Palestina. Saya berdoa semoga kaum Muslimin mencapai kemenangan atas orang kafir.” Lanjutnya.

Baca Juga  Dr Muhammad Zain Resmi Jadi Pj. Bupati Mamasa

Dipilihnya hari Jumat terakhir Ramadan bukan tanpa alasan. Bulan terbaik bagi umat Islam diantara 12 yang ada adalah bulan Ramadan. Hari-hari terbaik jatuh pada 10 hari terakhirnya, dan yang terbaik dari 10 hari yang tersisa itu adalah hari Jumat. Imam Khomeini menginginkan, di hari terbaik tersebut umat Islam tidak lupa dengan nasib bangsa Palestina yang masih berada dalam penjajahan. Menurut Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran itu, persatuan umat Islam harus terus digalakkan untuk menjalankan proyek pembebasan dan kemerdekaan sepenuhnya Al-Quds sebagai kiblat pertama umat Islam.

Salah satu pilar perjuangan Imam Khomeini semenjak awal perjuangan itu ditujukan untuk memerdekakan Palestina dan tidak mengakui upaya pendudukan atas Palestina. Setelah Revolusi Islam Iran mencapai kemenangannya, Iran memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel dan membuka kedutaan Palestina di Iran.

Dukungan Iran pada kemerdekaan Palestina, memang bukan hanya isapan jempol atau simbolis belaka. Mendukung rakyat Palestina adalah posisi tegas Imam Khomeini bahkan sebelum revolusi. Setelah itu dilanjutkan dengan penerbitan fatwa dan perintah berturut-turut untuk mendukung dan menyediakan fasilitas dan prasarana bagi kelompok-kelompok Palestina. Imam Khomeini bahkan melembagakan perlindungan Palestina sebagai bagian dari konstitusi Republik Islam Iran. Imam Khomeini pun menyatakan, bahwa kemerdekaan Palestina adalah bagian dari agenda revolusi. “Tanpa kemerdekaan Palestina, kemenangan revolusi Islam Iran tidak ada artinya,” ungkapnya.

Sejak kemenangan revolusi, Republik Islam Iran telah menghabiskan semua yang dimilikinya untuk mendukung Palestina. Tidak hanya dukungan politik, termasuk uang juga pelatihan militer untuk kelompok bersenjata perlawanan Palestina. Iran bahkan menjadi martir dengan cara ini. Iran diembargo secara ekonomi dan dikucilkan secara politik selama puluhan tahun karena kengototannya mendukung Palestina yang sebenarnya Iran tidak memiliki keuntungan nasional apapun dibaliknya. Yang terbaru, Iran harus kehilangan perwira militer terbaiknya, Panglima Brigade Alquds Jenderal Qassem Soleimani yang dibunuh secara pengecut oleh Amerika Serikat. Di era Donald Trump, Iran menderita secara ekonomi, karena Amerika Serikat semakin memperketat embargonya.

Baca Juga  Kunjungi Joglo Anies Baswedan, Ketum ABRI-1 : Beliau Beruntung bisa memiliki Joglo yang Bersejarah ini

Gerakan Intifadah rakyat Palestina juga terinspirasi dari gerakan revolusi Islam Iran. Polanya sama, yaitu rakyat melakukan perlawanan dengan lontaran batu, bom molotov dan membakar ban untuk melumpuhkan kota.

Banyak hal yang telah dilakukan Iran pasca kemenangan revolusi dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Termasuk diantaranya tadi, penetapan hari Jumat terakhir Ramadan sebagai Hari Alquds Internasional. Hari Al-Quds Internasional digelar pertama kali di saat Republik Islam Iran baru berusia setengah tahun, melalui mobilisasi massa dengan melancarkan aksi demonstrasi di seluruh wilayah di Iran, menuntut penjajahan atas bangsa Palestina segera dihapuskan. Bahkan meski setahun berikutnya, Iran harus menghadapi invasi militer yang dilancarkan Irak, peringatan Hari Al-Quds tetap digelar. Iran tetap konsisten meneriakkan pembebasan Al-Quds di dalam kondisi tersulit sekalipun.

Saat ini, peringatan Hari Al-Quds internasional telah digelar di banyak negara, termasuk di Indonesia dengan pelibatan total jutaan orang. Untuk sejumlah negara yang menetapkan pelarangan digelarnya Hari Alquds dalam bentuk demonstrasi atau pawai akbar, maka diadakan dalam bentuk menyelenggarakan seminar-seminar seputar Alquds. Atau jika aksi demonstrasi dilarang pada hari Jumat, maka peringatan Hari Al-Quds diadakan pada hari lain. Pada perkembangannya, Hari Al-Quds tidak lagi terbatas untuk mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina tapi telah menjadi hari persatuan kaum muslimin dalam menghadapi musuh bersama.

Pemimpin tertinggi Iran saat ini, Ayatullah Sayid Ali Khamanei merangkum tujuan diadakannya Hari Al-Quds dalam beberapa poin penting. Pertama, Hari Alquds sebagai simbol perlawanan barisan kaum mustadhafin melawan kaum mustakbirin. Kedua, Hari Alquds akan menjadi momen orang-orang Palestina merasa bahwa semua negara mendukung perjuangan mereka. Ketiga, Hari Alquds bertujuan untuk menguatkan semangat persatuan kaum muslimin dalam membangun solidaritas bersama. Keempat, hari ketika masyarakat diberbagai negara secara langsung menyuarakan suara-suara mereka tanpa melalui perantara pejabat dan lembaga resmi. Kelima, Hari untuk menjaga cita-cita revolusi Islam Iran, satu diantaranya adalah kemerdekaan bangsa Palestina dalam menentukan masa depan mereka sendiri.

Berbeda dengan di Iran, yang pelaksanaan pawai akbar pernyataan dukungan pada Palestina dilaksanakan sebelum salat Jumat, di Indonesia di beberapa kota dilaksanakan biasanya seusai salat Ashar, sambil menunggu berbuka puasa. Di Jakarta sendiri, aksi demonstrasi Hari Alquds dipusatkan di depan kantor kedutaan Amerika Serikat di Jakarta Pusat. Dipilih, kedutaan AS, karena Washingtonlah yang secara terang-terangan dan terbuka mendukung rezim Zionis baik secara politik maupun finansial.

Baca Juga  Ado Mas'ud Janjikan Perbaikan Pasar Campaloga dalam Blusukan di Pasar Campaloga

Bagi sebagian orang, Yaumul Quds terlihat terkesan seremonial saja. Hanya berupa dukungan simbolis kepada rakyat Palestina. Tapi sebenarnya tidak bagi bangsa Palestina. Jika Yaumul Quds setiap tahunnya semakin bertambah jumlah mereka yang turun ke jalan meneriakkan pembebasan dan kemerdekaan Palestina, itu menunjukkan bangsa Palestina tidak penah sendiri dalam menghadapi masalahnya. Rakyat Palestina menghadapi tahun-tahun berat saat ini. Belum pernah mereka mengalami penyerangan sebrutal yang dilakukan rezim Zionis dalam tiga bulan terakhir ini. Hari ini rakyat Palestina jauh lebih membutuhkan dukungan moril. Yaumul Quds hadir di Jumat terakhir bulan Ramadan, untuk mengingatkan umat Islam, jangan lupakan nasib bangsa Palestina. Minimal panjatkanlah doa terbaik di hari yang terbaik, untuk negeri yang memiliki peran historis penting dalam dunia Islam.(*)

Penulis Adalah :

Presiden Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Iran 2019-2021

Mahasiswa S3 Universitas Internasional Almustafa Republik Islam Iran

Iklan